Soloraya
Kamis, 12 November 2015 - 07:40 WIB

PILKADA SOLO : 2 Lurah dan Ketua PPK Diduga Tak Netral

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota dari Koalisi Solo Bersama (KSB), Anung Indro Susanto (tiga dari kanan)-Muhammad Fajri (dua dari kanan), dan PDI Perjuangan, F.X. Hadi Rudyatmo (tiga dari kiri)-Achmad Purnomo (dua dari kiri), membawa poster sesuai no. urut hasil undian untuk maju pada Pilkada 2015 di Kantor KPU Kota Solo, Selasa (25/8/2015). Berdasarkan undian tersebut menetapkan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang diusung KSB dengan no urut 1 serta dari PDI Perjuangan pada no urut 2. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pilkada Solo, 2 lurah di Kecamatan Jebres diduga tidak netral dalam Pilkada Solo 2015.

Solopos.com, SOLO–Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Jebres melaporkan dua lurah dan Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jebres ke Panwaslu karena terindikasi bersikap tidak netral dan mendukung salah satu pasangan calon saat berada di acara debat kandidit di Hotel Novotel yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin (9/11/2015) malam.

Advertisement

Kedua lurah tersebut yakni Lurah Jebres, Ari Dwi Daryatmo dan Lurah Tegalharjo, Ahmad Khoironi. Sedangkan Ketua PPK Jebres bernama Murjioko. Dua orang PNS dan satu orang penyelenggara Pilkada tersebut dilaporkan Panwascam pada Rabu (11/11/2015).

Ketua Panwascam Jebres, M. Muttaqin, mengatakan tiga orang tersebut dilaporkan ke Panwaslu setelah melakukan tindakan yang diindikasikan memihak salah satu pasangan cawali-cawawali. Ketiga orang itu berfoto bersama Aria Bima, politikus PDI P dengan mengangkat dua jari.

Advertisement

Ketua Panwascam Jebres, M. Muttaqin, mengatakan tiga orang tersebut dilaporkan ke Panwaslu setelah melakukan tindakan yang diindikasikan memihak salah satu pasangan cawali-cawawali. Ketiga orang itu berfoto bersama Aria Bima, politikus PDI P dengan mengangkat dua jari.

“Sebagaimana diketahui bahwa mengacungkan dua jari itu merupakan simbol bentuk dukungan terhadap salah satu paslon,” kata dia kepada Solopos.com di sekretariat Panwascam Jebres, Rabu (11/11/2015).

Muttaqin mengatakan sebenarnya selain dua lurah dan ketua PPK Jebres ada beberapa lurah yag juga ikut dalam foto tersebut. Namun, yang dilaporkan hanya lurah yang berada di wilayah Panwascam Jebres.

Advertisement

Menurut dia, berfoto dengan menunjukkan dua jari di acara debat kandidat tersebut diindikasikan ada tujuan untuk mendukung salah satu paslon.
“Kalau foto semacam itu dilakukan di jalan raya atau di rumah tentu tidak akan dipermasalahkan. Tetapi, ini fotonya di acara debat kandidat dan mereka itu datang ke acara itu juga sebagai lurah dan penyelenggara Pemilu. Ini tetap tidak bisa dibiarkan,” jelas Muttaqin.

Dia mengatakan kedua PNS yang terlibat dalam foto tersebut bisa dijerat dengan aturan netralitas PNS. Sedangkan Ketua PPK bisa dijerat dengan kode etik penyelenggara Pemilu yang ada di UU No. 8 tahun 2015 tentang Pilkada.

Menanggapi hal itu, baik Ari Dwi Daryatmo dan Ahmad Khoironi mengatakan foto tersebut tidak ada tendensi apa-apa. Keduanya menyampaikan foto dengan mengacungkan dua tangan tersebut sudah menjadi gaya foto mereka.

Advertisement

“Tidak ada tendensi apapun, apalagi tendensi politis. Saya sebagai PNS ya harus netral dan tidak diperbolehkan untuk mendukung salah satu calon,” kata Ari saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya.

Keduanya membenarkan pada saat itu datang ke acara debat kandidat atas undangan dari KPU. Keduanya datang atas nama sebagai lurah. Mereka juga membenarkan telah berfoto bersama Aria Bima dengan mengacungkan dua jari.

Ketua PPK Jebres, Murjioko, juga membenarkan dirinya telah berfoto bersama Aria Bima dengan menunjukkan dua jari. Dia mengatakan gaya foto tersebut tidak ada tendensi politis apapun.

Advertisement

“Saya memang foto dengan cara seperti itu. tetapi, itu hanya foto biasa dan tidak ada tujuan apapun, apalagi untuk mendukung salah satu calon,” ujar dia.

Anggota Panwaslu Solo, Asmuni, membenarkan pihaknya telah menerima laporan indikasi ketidaknetralan PNS dan penyelenggaran Pemilu tersebut. Dia juga mengatakan selain laporan dari PAnwascam Jebres, aksi foto dengan menunjukkan dua jari tersebut juga dilaporkan kelompok masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif