Jatim
Kamis, 12 November 2015 - 17:05 WIB

LOWONGAN KERJA : 11 Perusahaan Gandeng Pesantren, 49.000 Lowongan Kerja Tersedia di Jawa Timur

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa madrasah mempelajari robotika, Kamis (14/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Lowongan kerja di Jawa Timur terbuka untuk 49.000 posisi seiring penandatanganan nota kesepahaman 11 perusahaan dengan pondok-pondok pesantren.

Madiunpos.com, GRESIK — Sebelas perusahaan di Jawa Timur menandatangani nota kesepahaman dengan pondok pesantren Jatim terkait perekrutan tenaga kerja. Hal ini merupakan cara untuk mengerek investasi sekaligus mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Advertisement

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan program penciptaan lapangan  kerja ini merupakan sinergi investasi padat karya melalui pondok pesantren tahap kedua. Tahap pertama kerja sama itu telah diluncurkan di kawasan industri di Tangerang. Banten, Agustus 2015 lalu.

Program  penciptaan lapangan kerja sinergis tahap kedua ini dikembangkan di Pulau Jawa, antara lain di Gresik, Jawa Timur; Boyolali, Jawa Tengah; dan Majelengka, Jawa Barat. “Di antara ketiga wilayah itu, kami menginisasiasi lokasi peluncuran program di Gresik, Jawa Timur. Dari 14 perusahaan yang MoU dengan ponpes [pondok pesantren] di Pulau Jawa, 11 di antaranya terdapat di Jawa Timur,” katanya di Kawasan Industri Java Integrated Industrial & Port Estate, Gresik, Jawa Timur, Rabu (11/11/2015).

Advertisement

Program  penciptaan lapangan kerja sinergis tahap kedua ini dikembangkan di Pulau Jawa, antara lain di Gresik, Jawa Timur; Boyolali, Jawa Tengah; dan Majelengka, Jawa Barat. “Di antara ketiga wilayah itu, kami menginisasiasi lokasi peluncuran program di Gresik, Jawa Timur. Dari 14 perusahaan yang MoU dengan ponpes [pondok pesantren] di Pulau Jawa, 11 di antaranya terdapat di Jawa Timur,” katanya di Kawasan Industri Java Integrated Industrial & Port Estate, Gresik, Jawa Timur, Rabu (11/11/2015).

Total investasi 14 perusahaan yang masuk tahap konstruksi itu mencapai Rp14,3 triliun dan bakal menyerap sekitar 50.767 tenaga kerja di Pulau Jawa. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan di sebelas perusahaan di Jawa Timur mencapai 49.000 orang.

Tersebar di Jatim
Sebelas perusahaan di Jatim, sambungnya, tersebar di beberapa kota/kabupaten, antara lain di Gresik, Surabaya, Proboliggo, Lamongan, Pasuruan, Malang dan Banyuwangi.

Advertisement

“Terkait dengan kebutuhan tenaga kerja, JIIPE telah melakukan MoU dengan Ponpes Qomaruddin, Gresik yang akan mengikuti balai pelatihan kerja,” ucapnya.

Masih merujuk pada Data BKPM, PT Bumi Menara Internusa dan PT Bumi Pangan Asri di Lamongan masing-masing bakal merekrut 4.000  dan 6.000 tenaga kerja. Di samping itu, PT Industri Gula Glenmmore di Banyuwangi akan menambah 16.000 tenaga kerja. PT Eratex Djaja Tbk di Probolinggo merekrut 1.500 orang, PT Jaya Abadi Corak Biscuit di Surabaya akan mendorong penambahan 2.000 tenaga kerja dan PT Dwi Prima Sentosa di Ngawi merekrut 2.500 orang.

9,08 Juta Santri
Dia menyebutkan, jumlah santri di pondok pesantren seluruh Indonesia pada 2014 mencapai 9,08 juta orang. Jawa Timur menyumbang 70% dari total santri itu.

Advertisement

Oleh karena itu, lanjutnya, prospek investasi sinergis antara pelaku usaha dan pondok pesantren di Jawa Timur dinilai prospektif untuk investasi jangka panjang.

“BKPM akan selalu mendorong investasi dengan sistem ini. Kami akan memfasilitasi dan menjadi penyambung antara investor, pemilik kawasan industri dan tenaga kerja santri,” katanya.

Harapan Presiden Jokowi
Hadir di kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo mengatakan perkembangan investasi dengan melibakan tenaga kerja santri pondok pesantren adalah terobosan yang memang dibutuhkan. Menurutnya, lokalisasi pondok pesantren mayoritas terpusat di daerah, salah satunya adalah Jawa Timur.

Advertisement

“Tenaga kerja di ponpes harus diberdayakan untuk memfasilitasi investor. Uang investasi harus beredar di kota dan kabupeten. Investor dapat manfaatnya, daerah semakin berkembang, tenaga kerja daerah juga terserap,” katanya.

Langkah ini, lanjutnya, akan menyempurnakan paket kebijakan deregulasi investasi di Indonesia di mana investor semakin terfasilitasi dengan baik. “Kita harus membuat Indonesia menarik agar arus modal dan arus uang masuk ke negara. Jangan kalah dengan negara tetangga. Pesaing berat kita sekarang dalam segi investasi adalah Vietnam, Thailand dan Malaysia.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif