Soloraya
Kamis, 12 November 2015 - 09:40 WIB

KEKERINGAN KLATEN : Pemkab Klaten Masih Tetapkan Darurat Kekeringan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kekeringan Klaten, Pemkab Klaten masih mengirim air bersih ke sejumlah wilayah.

Solopos.com, KLATEN–Pengiriman air bersih atau dropping ke sejumlah wilayah terus dilakukan meski hujan mengguyur wilayah Klaten beberapa hari terakhir. Status darurat kekeringan hingga kini belum dicabut.

Advertisement

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Eko Pambudi, mengatakan dropping masih dilakukan ke daerah-daerah krisis air bersih seperti di wilayah Kecamatan Kemalang. “Untuk pengurangan intensitas dropping belum signifikan. Dalam sehari itu, dropping bisa 12-16 kali,” kata dia, Rabu (11/11/2015).

Eko mengatakan status darurat kekeringan masih berlaku. Hal ini lantaran hujan yang mengguyur Klaten belum lama ini. “Untuk saat ini belum ada penarikan status darurat kekeringan. Karena untuk daerah yang mengandalkan pasokan air hujan, air pada awal-awal ini belum bisa digunakan,” jelasnya.

Klaten ditetapkan dalam status darurat kekeringan sejak akhir Agustus lalu melalui Surat Keputusan (SK) Bupati. Status itu ditetapkan lantaran sejumlah daerah di Klaten mengalami krisis air bersih. Setidaknya, warga di 20 desa yang tersebar di sejumlah kecamatan diantaranya Kemalang, Jatinom, dan Manisrenggo mengalami kesulitan air bersih.

Advertisement

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Klaten, Bambang Sujarwo, juga menjelaskan pencabutan status darurat kekeringan menunggu intensitas hujan yang terjadi di wilayah Klaten selama beberapa pekan mendatang. “Kalau memang faktanya sudah hujan dan ketersediaan air mencukupi, ya bisa saja nanti status darurat kekeringan dicabut. Memang sebelumnya diprediksi kemarau berlangsung lama,” jelas dia.

Pada bagian lain, terkait ancaman bencana saat musim hujan tiba, BPBD Klaten mulai memetakan daerah rawan bencana seperti tanah longsor, banjir, hingga angin ribut. Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Klaten, ada empat kecamatan yang masuk daerah rawan longsor meliputi meliputi Gantiwarno, Wedi, Bayat, dan Cawas. Selain itu, terdapat bencana banjir yang mengancam setidaknya belasan ribu warga di 94 desa yang tersebar pada 11 kecamatan.

Daerah tersebut berada di sepanjang aliran sungai. Banjir lahar hujan juga masih menjadi ancaman ketika musim hujan tiba. Banjir lahan hujan umumnya terjadi di alur Kali Woro meliputi tiga kecamatan yakni Kemalang, Manisrenggo, serta Jogonalan. Untuk bencana angin ribut, hampir seluruh kecamatan di Klaten masuk daerah rawan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif