News
Kamis, 12 November 2015 - 16:00 WIB

ISU MAKELAR LOBI OBAMA : Inilah Liku-Liku Lobi di AS yang Bikin Jasa Pelobi Jadi Penting

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi-Obama (Reuters/Jonathan Ernst)

Isu makelar lobi Obama dalam kunjungan Presiden Jokowi ke AS menunjukkan pentingnya penggunaan jasa pelobi di negara itu.

Solopos.com, JAKARTA — Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, mengatakan anggaran jasa lobi yang akan dimasukkan pada APBN 2016 harus jelas dan transparan.

Advertisement

“Indonesia dapat menggunakan jasa lobi di Amerika Serikat dan dianggarkan pada APBN 2016 sepanjang apa yang diinginkan jelas, serta transparan,” ujar Hikmahanto Juwana di Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Hal itu terkait tudingan terhadap Pemerintah Indonesia telah menggunakan jasa pelobi swasta untuk bisa menembus tokoh-tokoh berpengaruh di AS. Namun pemerintah membantah memakai jasa pelobi, khususnya dalam kunjungan Presiden Jokowi, ke Amerika Serikat, akhir Oktober lalu. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dan KBRI di Washington langsung membantah.

Advertisement

Hal itu terkait tudingan terhadap Pemerintah Indonesia telah menggunakan jasa pelobi swasta untuk bisa menembus tokoh-tokoh berpengaruh di AS. Namun pemerintah membantah memakai jasa pelobi, khususnya dalam kunjungan Presiden Jokowi, ke Amerika Serikat, akhir Oktober lalu. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dan KBRI di Washington langsung membantah.

Hikmahanto Juwana menanggapi usulan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Pandjaitan, agar DPR memasukkan jasa lobi pada APBN 2016. Usulan ini baru mengemuka setelah ada kegemparan pascakabar penggelontoran US$80.000 untuk jasa lobi dalam kunjungan Jokowi ke Amerika.

Manfaat

Advertisement

“Ini untuk memastikan agar RUU tersebut tidak disetujui anggota kongres dan senat. Ini penting agar lapangan kerja di Indonesia tidak terpengaruh. Apabila komoditas dilarang kan berarti ekspor tidak boleh dan berarti lapangan kerja menciut,” kata Juwana.

Menurut dia, jasa pelobi itu untuk mengisi pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh para diplomat dalam menjalankan lobi. “Tidak mungkin kalau diplomat harus menunggu anggota kongres dan senat untuk bisa menyampaikan argumentasi. Apalagi jumlah mereka sangat banyak dan tidak mungkin dilakukan oleh para diplomat,” ujarnya.

“Selain itu, pelobi tugasnya analog seperti agen perusahaan farmasi. Dia harus menunggu dokter selesai dengan pasiennya. Lalu dia harus bisa kasih argumentasi terkait obat yang nantinya akan diresepkan oleh dokter ke pasien,” kata dia.

Advertisement

Juwana memastikan, pelobi tidak bertugas untuk mengatur pertemuan antar kepala pemerintahan dan kepala negara seperti dalam artikel Michael Buehler. “Kalau itu resmi, harus lewat jalur diplomatik antara Kementerian Luar Negeri dan perwakilan negara di luar negeri,” ujar dia.

Selain itu, dia mengungkapkan, ada tiga hal yang harus dipahami soal lobi terlebih dahulu. “Pertama lobi itu yang secara resmi dan mengatur hanya negara Amerika Serikat. Ini sudah lama dikenal dan pelobi jumlahnya ribuan,” kata dia.

Kedua, lanjutnya, dalam sistem politik di Amerika Serikat, Senat dan pemerintahan dalam mengambil keputusan kerap membutuhkan keberpihakan. Keberpihakan harus didasarkan pada argumentasi yang berbasis riset. “Nah kerap argumentasi berbasis riset ini yang disampaikan pelobi kepada pengambil keputusan,” ujar dia.

Advertisement

Ketiga, pelobi adalah kegiatan legal sepanjang bukan merupakan suap dan harus transparan dengan menyampaikan informasi ke Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif