News
Kamis, 12 November 2015 - 17:00 WIB

INDONESIA-AUSTRALIA : Selain Pasar Sapi, Ini yang Ditawarkan Indonesia untuk Investor Australia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) menyambut Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (kedua kanan) serta istri Lucy Turnbull (kedua kiri) saat kunjungan kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Kedatangan Malcolm Turnbull merupakan kunjungan pertama kali ke Indonesia setelah menjabat Perdana Menteri menggantikan Tony Abbott. (JIBI/Solopos/Antara/Yudhi Mahatma)

Indonesia-Australia memiliki kedekatan hubungan ekonomi. Presiden Jokowi kembali menawarkan banyak peluang bagi investor asal Australia.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah menawarkan peluang investasi di sektor ekonomi digital dalam negeri yang memiliki potensi senilai US$13 miliar kepada Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull.

Advertisement

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dalam pertemuannya dengan PM baru Australia itu, dirinya menyampaikan potensi ekonomi digital di dalam negeri. Berdasarkan kajian Ernst & Young, potensi ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai US$13 miliar.

“Berdasarkan Ernst & Young, ada potensi US$13 miliar di bidang ekonomi digital dan pada 2020 menjadi US$130 miliar. Kami mengajak agar investor Australia dapat masuk ke bidang ini,” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengajak investor asal Negeri Kangguru tersebut untuk menanamkan modalnya di sektor infrastruktur dan peternakan. Pasalnya, Indonesia saat ini sedang menggenjot pembangunan infrastruktur dan berupaya memenuhi kebutuhan daging sapi di dalam negeri.

Advertisement

Untuk pengembangan sektor peternakan, pemerintah telah menyiapkan NTB dan NTT sebagai lokasi untuk pengembangbiakan sapi dengan teknologi dari Australia. Kesamaan iklim dua wilayah itu dengan Australia bagian utara, menjadi alasan pemilihannya.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan letak geografis Indonesia yang berdekatan dengan Australia membuat kedua negara ingin terus meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.

“Saya kira banyak yang akan dikerjasamakan, dan meneruskan kerja sama yang sudah ada. Itu kenapa Menteri Perdagangan Thomas Lembong diminta secara khusus terus menemani Perdana Menteri Australia selama di Indonesia,” ujarnya.

Advertisement

Selain membicarakan kerja sama bidang ekonomi, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Turnbull juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan radikalisme dan terorisme di kedua negara. “Kami mengajak Australia untuk bertukar informasi di bidang intelijen yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme,” kata Presiden Jokowi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif