Jogja
Kamis, 12 November 2015 - 15:20 WIB

BANJIR SUNGAI BOGOWONTO : Warga Keruk Manual Muara Sungai Bogowonto

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga gotong royong mengeruk muara Sungai Bogowonto untuk membuka jalan agar air dari muara dapat mengalir ke laut, sehingga banjir dapat diantisipasi, Rabu (11/11/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Banjir sungai Bogowonto diantisipasi warga dengan mengeruk muara secara manual

Harianjogja.com, KULONPROGO – Ratusan warga membuka aliran air di muara Sungai Bogowonto secara manual untuk mengantisipasi banjir memasuki musim penghujan. Warga berharap bantuan dari pemerintah daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) untuk menyediakan alat berat guna membantu pengerukan.

Advertisement

“Memasuki musim hujan ini, air dari arah utara yaitu dari Purworejo dan Magelang bermuara di daerah Pantai Congot yakni di muara Sungai Bogowonto. Karena ada peningkatan volume air ini banyak desa yang tergenang,” ujar Kepala Desa Jangkaran Murtakil Humam, Rabu (11/11/2015).

Murtakil mengatakan, setiap tahun di musim penghujan muara sungai ini akan meluap. Guna mengantisipasi hal itu, ratusan warga yang berada di kawasan yang terancam luapan air bergotong royong melakukan pengerukan muara secara manual.

Advertisement

Murtakil mengatakan, setiap tahun di musim penghujan muara sungai ini akan meluap. Guna mengantisipasi hal itu, ratusan warga yang berada di kawasan yang terancam luapan air bergotong royong melakukan pengerukan muara secara manual.

Pengerukan yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB itu diawali dari muara sungai menuju ke bibir Pantai Congot. Warga mengeruk dan membuka jalan agar air dari muara dapat keluar menuju laut. Upaya tersebut dilakukan agar air tidak menggenang dan membanjiri rumah-rumah warga.

“Sudah dua hari ini volume air meningkat. Paling tinggi  pagi tadi [kemarin] karena malamnya hujan lebat. Bukan hanya rumah yang mulai terancam banjir, tetapi kolam-kolam tambak sudah mulai tergenang air,” papar Murtakil.

Advertisement

Murtakil menambahkan, pihaknya berharap ada bantuan segera dari pemerintah kabupaten untuk mengatasi bencana tersebut. Dia berharap, bantuan alat berat untuk membantu pengerukan dapat segera diturunkan, agar pasir dari laut yang terbawa ombak tidak semakin menumpuk yang pada akhirnya menutup kembali saluran air yang dibuat warga.

“Gelombang tinggi dari laut akan semakin banyak membawa pasir. Kalau kami hanya mengeruk manual akan kalah, karena pasti saluran ini cepat tertutup lagi oleh pasir dari pantai,” imbuh Murtakil.

Dukuh Pasir Mendit Natsir Bintoro mengungkapkan, akibat hujan deras yang terjadi Rabu dini hari, luapan air mulai menggenangi jalan dan pekarangan warga. Ketinggian air kurang lebih telah mencapai 50 sentimeter untuk di area jalan dan 75 sentimeter di area pekarangan warga.

Advertisement

“Maka dari itu, saya dan kepala dukuh lainnya segera berkoordinasi untuk mengerahkan warga agar segera melakukan pembukaan jalan di muara Sungai Bogowonto,” ujar Natsir.

Sementara itu, Petugas Pos Sea Rider TNI Angkatan Laut Kopka Rochimanto mengungkapkan, upaya untuk meminta bantuan ke BBWSO telah dilakukan. Namun, untuk tahun ini anggaran untuk pengerukan tidak ada. Maka dari itu, seluruh lapisan masyarakat bergotong royong mengeruk secara manual.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BBWSO, tapi katanya tahun 2015 ini tidak ada anggaran pengerukan. Makanya, kami lakukan pengerukan manual, agar desa di sekitar sini tidak kebanjiran,” jelas Rochimanto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif