News
Rabu, 11 November 2015 - 17:20 WIB

MEA : Jaringan Telekomunikasi Nasional Tingkatkan Kualitas dan Mutakhirkan Teknologi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tower atau menara besi. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

MEA akan dihadapi dengan Asosiasi Pengusaha Jaringan Telekomunikasi Nasional (Apjatelnas) fokus perkuat kualitas internal

Harianjogja.com, JOGJA– Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Asosiasi Pengusaha Jaringan Telekomunikasi Nasional (Apjatelnas) fokus perkuat kualitas internal. Selain terus menambah kualitas tenaga profesional dengan sertifikasi, Apjatelnas terus melakukan pemutakhiran teknologi.

Advertisement

Ketua Umum Apjatelnas Tri Hartono mengatakan, saat ini pihaknya fokus meningkatkan sertifikasi anggota menghadapi persaingan tenaga kerja. Menurutnya, sertifikasi tenaga kerja penting untuk menghadapi MEA.

Sampai saat ini, Apjatelnas memiliki 10.000 tenaga kerja inti mulai pengusaha bidang jasa operasi, pemeliharaan, konstruksi, dan penyedia jaringan telekomunikasi nasional.

Advertisement

Sampai saat ini, Apjatelnas memiliki 10.000 tenaga kerja inti mulai pengusaha bidang jasa operasi, pemeliharaan, konstruksi, dan penyedia jaringan telekomunikasi nasional.

“Kami memiliki road map mulai 2016, setidaknya 20 persen tenaga inti kami tersertifikasi,” ujar Tri di sela-sela pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Apjatelnas I, Selasa (10/11/2015).

Tri mengatakan, seluruh pekerja yang tergabung dalam asosiasi harus tersertifikasi seluruhnya hingga 2020 mendatang. Ditegaskan Tri, upaya sertifikasi tenaga kerja Apjatelnas penting dilakukan oleh masing-masing perusahaan jaringan telekomunikasi.

Advertisement

Pihaknya berharap, memiliki kualitas pekerja hingga level supervisor bahkan ahli. Apjatelnas saat ini memiliki pekerja mulai dari level jasa galian, teknisi, supervisor, inspektur hingga manajer proyek.

“Saat MEA diimplementasikan, Indonesia akan dibanjiri oleh tenaga kerja dari luar. Kalau tidak ada peningkatan kualitas tenaga kerja yang terampil, maka kita hanya menyiapkan teknisi level bawah saja. Pekerja kita akan jadi kuli,” ujar Tri.

Sementara, Sekretaris Apjatelnas Solikhin Ramlan mengatakan sertifikasi itu penting karena sumber daya manusia di bidang telekomunikasi dari luar negeri akan membanjiri pasar nasional. Hal itu terjadi karena potensi bisnis telekomunikasi di Indonesia cukup besar.

Advertisement

Hingga kini, beberapa perusahaan dari luar negeri bidang telekomunikasi sudah masuk. Seperti, perusahaan telekomunikasi Huawei, ZTE dari Tiongkok dan beberapa negara lainnya.

“Untuk level manager sebagian mereka bawa orang sendiri. Pasar Indonesia masih sangat menjanjikan bagi bisnis telekomunikasi, sehingga kami masih akan fokus pada pasar domestik,” kata dia.

Selain masalah tenaga kerja yang terampil, Apjatelnas juga dihadapkan pada persoalan pembaruan teknologi. Dijelaskan Solikhin, teknologi telekomunikasi terus maju dan bergerak. Hal itu berdampak pada usia teknologi yang semakin pendek karena perkembangannya tumbuh cepat.

Advertisement

“Kami harus mengukur investasi di bidang ini secara tepat. Secara umum, kami tidak memiliki data nilai investasi dalam bidang ini. Semua tergantung masing-masing perusahaan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif