Jogja
Rabu, 11 November 2015 - 00:20 WIB

KASUS SUTET BANTUL : Jadi Senjata Melawan PLN, Pohon Dekat SUTET Tak Boleh Ditebang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Kasus Sutet Bantul di Jambidan Banguntapan masih belum berakhir, warga mengancam demo

Harianjogja.com, BANTUL– Pemerintah Desa Jambidan, Banguntapan, Bantul tak berkutik menghadapi ancaman sengatan listrik dari jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang melintasi wilayah ini. Padahal risiko kecelakaan semakin besar memasuki musim hujan.

Advertisement

Seperti diketahui, jaringan SUTET yang melintasi Desa Jambidan, Banguntapan terkena rambatan dahan pohon yang tumbuh di area ini.

Namun sekelompok warga Jambidan melarang pohon itu ditebang karena dijadikan sebagai “senjata” melawan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tidak mau memberi kompensasi ganti rugi lahan SUTET sesuai keinginan warga.

Kendati PLN telah menyatakan area SUTET yang terkena rambatan pohon berbahaya bagi warga yang beraktifitas di bawahnya. Sengatan listrik tidak hanya mengancam warga Jambidan yang beraktifitas di sekitar SUTET melainkan juga warga Dusun Banyakan, Sitimulyo, Piyungan yang bersebelahan dengan Jambidan.

Advertisement

“Kami ini sebagai pemerintah desa hanya bisa menghimbau masyarakat agar menebang pohon itu,” ungkap Kepala Desa Jambidan, Indriyanta Nugraha, Senin (9/11/2015).

Namun pemerintah desa tidak dapat bertindak tegas dengan memaksa penebangan pohon lantaran ada sebagian warga yang berkeras agar pohon jangan ditebang.

Lembaganya, kata dia, hanya menunggu saja kapan warga hendak bermusyawarah dengan PLN untuk mencari kesepakatan. Baik soal penebangan pohon maupun kesepakatan kompensasi ganti rugi lahan warga yang terkena jaringan SUTET.

Advertisement

Di sisi lain, warga Dusun Banyakan I, Sitimulyo, Piyungan Tukiran mengancam bakal menggelar demonstrasi bila tidak ada upaya dari pemerintah desa setempat maupun PLN untuk menyeterilkan jaringan SUTET dari pohon yang merambat. “Kalau tidak ada tindakan juga kami mau unjuk rasa,” tegas Tukiran.

Kecemasan warga menurutnya kian bertambah sebab saat ini sudah memasuki musim hujan. Cuaca buruk seperti hujan dan angin kencang rentan menyebabkan pohon tumbang dan mengenai jaringan listrik.

“Musim hujan begini, angin kencang kalau sampai pohon itu tumbang maka rumah-rumah di Banyakan ini bakal terkena,” ungkapnya.

Ia menyebut terdapat lebih dari sepuluh rumah di Dusun Banyakan I yang terancam terkena jaringan listrik SUTET bila pohon-pohon itu tidak dipangkas.

Advertisement
Kata Kunci : Kasus Sutet Bantul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif