Lifestyle
Senin, 9 November 2015 - 07:10 WIB

TIPS KESEHATAN : Kenali Ciri-Ciri Penderita Bipolar di Sini!

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penderita bipolar (Bipolardepressionsymptoms.com)

Tips kesehatan kali ini mengulas soal ciri-ciri orang yang menderita penyakit bipolar.

Solopos.com, JAKARTA — Bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang. Lalu, apa saja ciri-ciri penserita bipolar?

Advertisement

Menurut National Institutes of Mental Health (NIMH), gangguan bipolar yaitu gangguan otak yang menyebabkan pergeseran suasana hati, energi, tingkat keaktivitasan, dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

“Tanda pertama adalah perubahan suasana hati yang dramatis. Sedangkan yang kedua adalah perubahan suasana hati yang nampaknya tidak adanya pemicu dari lingkungan sekitar,” tutur Barbara Greenberg, PhD, psikolog anak dan keluarga di Connecticut, New York, sebagaimana dikutip Detik dari Safe Bee, Minggu (8/11/2015).

Greenberg juga mengungkapkan bahwa ada dua jenis utama gangguan bipolar. Salah satunya adalah di mana suasana hati berubah dengan cepat, kemudian pasien akan mengalami depresi selama berbulan-bulan dan kemudian akan manik selama berbulan-bulan. Secara ringkas, NIMH merangkum beberapa tanda-tanda gangguan bipolar;

Advertisement

1. Berbicara terlalu banyak dan cepat

2. Memiliki pemikiran yang berbalap-balap

3. Membuat keputusan impulsif

Advertisement

4. Mengambil risiko

5. Memiliki ide fantastis

6. Tidur terlalu lama atau tidak tidur sama sekali

7. Suka memprediksi kemampuan seseorang

Dalam keadaan depresi, pasien gangguan bipolar dapat merasakan pelbagai perasaan berikut ini;

1. Merasa sedih atau putus asa

2. Menjadi mudah marah dan menyerang saat marah

3. Berbicara tentang kematian atau bunuh diri

Ketika seseorang kerap mengalami gejala seperti itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada dokter untuk mendapat diagnosis tepat. Greenberg menuturkan, mengobati orang dengan gangguan bipolar bisa menjadi sangat sulit. Salah satu penyebabnya, pasien akan menyangkal bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

“Akan lebih mudah untuk membantu mereka ketika mereka berada di dalam fase depresi. Jika mereka sedang di dalam fase manik dan gembira, mereka cenderung untuk benar-benar menyukai suatu hal atau kegiatan yang sedang dilakukan,” lanjut Greenberg.

Menurut Greenberg, pada prinsipnya gangguan bipolar dapat diobati dengan kombinasi obat, terapi, dan dukungan dari keluarga yang memegang perana penting. Ia menambahkan, orang-orang dengan gangguan bipolar yang tidak diobati akan melakukan banyak masalah yang bisa menimbulkan kerugian.

Pasien biasanya akan berperilaku berbeda dari biasanya. Misalnya, saat memasuki fase manik, pasien akan berbelanja dan menghabiskan uang. Bahkan, ketika sudah tidak ada uang tunai, kartu kredit pun dipakai. Tapi ketika memasuki fase depresi, pasien bisa merasa sangat gelisah dan tiba-tiba marah.

Sementara itu, menurut Treatment Advocacy Center, 15 dari 17 persen pasien gangguan bipolar memutuskan untuk bunuh diri karena mereka berpikir bahwa penyakit ini tidak akan bisa diobati dan membawa pengaruh buruk. Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan dari gangguan bipolar yang tidak diobati, penting sekali untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi gangguan bipolar.

Pada kasus penyakit bipolar, penderita juga bisa mengalami peningkatan libido yang menjurus pada perilaku hiperseks di fase manik. Peningkatan libido pasien bipolar dalam fase manik ditandai dengan perubahan gaya berpakaian dan berperilaku.

Secara umum, ketika libido penderita meningkat di fase manik, penderita menjadi lebih percaya diri. Ini ia lakukan untuk menarik orang lain. Sebagaimana dikutip dari Okezone, menurut dr. Ashwin Kandouw, Sp.K.J., gejala peningkatan libido memang cukup sering ditemukan pada penderita GB.

“Untuk meredakan fase manik, penderita bisa diberikan obat manik untuk menurunkan mood juga obat mood stabilizer agar mood pasien tidak menjadi depresi atau tetap stabil. Obat antipsikotik yang awalnya untuk skizofrenia juga bisa diberikan karena punya kemampuan sebagai mood stabilizer,” kata psikiater Sanatorium Dharmawangsa tersebut.

Advertisement
Kata Kunci : Tips Kesehata
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif