Soloraya
Senin, 9 November 2015 - 23:15 WIB

PROGRAM BELA NEGARA : Guru PAUD dan TK Dilatih Bela Negara

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi program bela negara (JIBI/Bisnis/Antara)

Program bela negara menjadi materi pelatihan untuk guru PAUD.

Solopos.com, SOLO – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Solo mengadakan Training Of Trainer Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (TOT PPBN) untuk 90 guru pendidikan usia dini (PAUD) dan taman kanak-kanak (TK) di Gedung Bakorwil II Jawa Tengah, Senin-Rabu (9-11/11/2015).

Advertisement

Kegiatan yang merupakan program tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo sejak pemerintahan Wali Kota Joko Widodo tersebut awalnya menyasar guru SMP dan SMA. Namun, setelah beberapa tahun berjalan serta nasionalisme anak muda saat ini yang kian luntur, membuat Pemkot mengalihkan sasaran untuk guru PAUD dan TK di Solo.

“Saat ini bukan zamannya lagi perang dengan senjata, tetapi perang teknologi, ideologi, dan budaya. Ini efeknya lebih parah dari perang dengan senjata karena dampaknya pada lunturnya karakter bangsa. Kalau dibiarkan, generasi penerus di Indonesia akan mengikuti budaya barat sehingga moralnya semakin rusak,” kata Kepala Kantor Kesbangpol Solo, Suharso, Senin (9/11/2015).

Ia berharap pelatihan wawasan kebangsaan, nasionalisme, dan cinta tanah air itu dapat ditularkan ke anak didik mereka agar hal itu bisa ditanamkan sejak dini. Pengetahuan itu bisa disisipkan melalui lagu-lagu anak saat pembelajaran di sekolah.

Advertisement

“Masuknya budaya barat yang kian bebas di Indonesia bukan hanya melunturkan nasionalisme anak muda. Tapi, rasa cinta Tanah Air itu sudah semakin hilang. Contohnya, saat ini banyak anak muda yang nongkrong di kafe dan tepi jalan. Saat itu, mereka bisa pamer kekayaan milik orang tuanya. Itu adalah budaya barat yang tidak bermanfaat,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Dandim 0735/Surakarta, Letkol Inf Chrisbianto Arimurti, saat memberikan materi kepada para peserta, Senin.

“Ancaman kedaulatan negara semakin berada di depan mata karena pengaruh budaya barat yang semakin bebas. Untuk itu, perlu pelatihan wawasan kebangsaan sejak dini kepada anak didik,” katanya.

Advertisement

Ia yang memberikan pelatihan berjudul Wawasan Kebangsaan Sebagai Upaya Pecegahan Tindakan Distruktif Pemuda/Pelajar itu berharap warga negara harus memiliki komitmen untuk bangsa dan negara. Ia juga menyatakan masyarakat harus selalu waspada dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi agar tidak mudah terpecah belah.

“Saat ini bukan zamannya perjuangan merebut kemerdekaan, tetapi mengisi kemerdekaan. Indonesia memiliki wilayah yg besar, luas, dan demokratis. Jadi, rasa nasionalisme ini perlu ditanamkan sejak dini pada anak-anak agar sikap nasionalisnya bisa kuat saat dewasa,” tutur Dandim.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif