Soloraya
Senin, 9 November 2015 - 22:15 WIB

PERUSAKAN SUKOHARJO : DPRD Usulkan Pembentukan Forum Komunikasi Perguruan Bela Diri

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tri Sukeksi, 38, mengumpulkan pecahan kaca rumah orang tuanya di Godegan, Gentan, Bendosari, Sukoharjo, Senin (9/11/2015). Rumah Sukeksi dan orang tuanya menjadi korban penyerangan puluhan pemuda diduga anggota perguruan bela diri, Sabtu (7/11/2015) dini hari. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Perusakan Sukoharjo terjadi akhir pekan lalu yang diduga melibatkan anggota perguruan bela diri.

Solopos.com, SUKOHARJO — Komisi IV DPRD Sukoharjo mengusulkan pembentukan forum komunikasi sebagai wadah pembinaan secara menyeluruh bagi perguruan-perguruan bela diri di Sukoharjo.

Advertisement

Usulan disampaikan menanggapi kasus tindakan anarkistis di dua kecamatan di Sukoharjo yang diduga melibatkan anggota perguruan bela diri.

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, saat ditemui di kantor DPRD, Senin (9/11/2015), sangat menyayangkan tindak anarkistis kembali terjadi di Sukoharjo.

Advertisement

Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, saat ditemui di kantor DPRD, Senin (9/11/2015), sangat menyayangkan tindak anarkistis kembali terjadi di Sukoharjo.

Peristiwa yang meresahkan warga itu kali pertama terjadi di Dukuh Padasan, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Mei lalu. Ratusan orang berkendara diduga dari perguruan bela diri merusak rusak warga. Bahkan, salah satu warga juga dianiaya hingga mengalami luka berat.

Peristiwa teranyar terjadi di Dukuh Godegan RT 002/RW 001, Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, Sabtu (7/11/2015) dini hari. Lebih dari 30 unit rumah warga rusak akibat diserang puluhan orang tak dikenal yang juga diduga anggota perguran bela diri.

Advertisement

Menurut politikus Partai Golkar itu peristiwa tersebut kembali terjadi lantaran belum ada solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan secara permanen.

Agus menilai salah satu opsi yang bisa dijadikan solusi jangka panjang perlu dibentuk forum bagi perguruan bela diri di Sukoharjo, seperti pencak silat, tae kwon do, karate, dan sebagainya. Forum tersebut sebagai wadah untuk mengadakan kegiatan, saling tukar pengalaman, dan kegiatan lain yang pada pokoknya bertujuan mendekatkan antarperguruan bela diri.

“Forum itu juga sebagai wadah pembinaan secara menyeluruh. Menjaga kondusivitas keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi, tapi perguruan bela diri juga mengemban tanggung jawab itu. Pemkab bisa mengorganisasi forum itu. Dalam pertemuan tertentu misalnya, Pemkab harus menekankan agar semua pihak saling menghormati dan tidak ada saling curiga,” kata Agus.

Advertisement

Dia meyakini pembinaan yang baik bakal bisa mengharmoniskan hubungan antarperguruan bela diri. Agus menilai pembekuan organisasi perguruan yang terlibat tindak pidana belum perlu dilakukan. Langkah itu merupakan upaya terakhir jika perguruan sudah tidak bisa diatur. Namun, dia mendukung penegakan hukum terhadap pelaku anarkistis.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, mendukung gagasan itu. Bahkan, ide pembentukan forum sudah dia gagas sejak peristiwa pertama terjadi. Menurut dia pembentukan forum perlu pengkajian mendalam mengenai kegiatan, pendanaan, dan pembinaan.

Kades Gentan, Hartanto, menginformasikan warga dengan pimpinan perguruan bela diri yang diduga menjadi organisasi para pelaku sudah bermediasi, Minggu sore. Warga yang menjadi korban menuntut agar pelaku mengganti kerusakan rumah mereka.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif