Jogja
Minggu, 8 November 2015 - 06:20 WIB

MUSEUM SONOBUDOYO : HUT Museum Sonobudoyo, Pengunjung Bisa Masuk Gratis

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa baru dari berbagai sekolah mengikuti kegiatan masa orientasi siswa dengan berkunjung ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta. (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Museum Sonobudoyo akan menggratiskan tiket masuk pada hari ulang tahun museum tersebut

Harianjogja.com, JOGJA-Pada Senin (9/11/2015) pekan depan, pengunjung Museum Negeri Sonobudoyo tidak perlu membayar tiket alias gratis. Program bebas tiket selama sehari itu dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) museum tersebut ke-80.

Advertisement

Pengunjung bebas menyaksikan puluhan ribu koleksi benda purbakala yang ada di Sonobudoyo di Jalan Trikora, Alun-alun Utara, Jogja mulai pukul 08.00-15.30 WIB. “Kami mempunyai koleksi sekitar 62.661,” kata Kepala Museum Negeri Sonobudoyo, Riharyani, Jumat (9/11/2015).

Dia menjelaskan, semua koleksi Sonobudoyo itu terdiri dari 11 jenis, yakni arkeologi, etnografi, biologi, geologi, nomismatika (mata uang), filologi atau naskah kuno, kramologi (kramik), seni rupa, dan teknologi. Koleksi tersebut sebagian besar merupakan warisan dari Java Institute dan HB VIII.

Selain itu, diluar warisan Java Institute, terdapat koleksi terbaru termasuk wayang yang berjumlah 3.000 buah, batik Jogja, serta mainan tradisional anak. Sampai saat ini museum yang diklaim terbaik kedua setelah Museum Nasional Jakarta itu masih terus dalam proses melengkapi sarana dan prasarana menuju museum standar Internasional, seperti proses digitalisasi 1.232 naskah kuno.

Advertisement

Kemudian pembangunan gedung stories, penataan parkir dan penataan Plaza Sonobudoyo I dan Sonobudoyo II di Jalan Wijilan, Jogja. Museum Sonobudoyo diresmikan oleh HB VIII pada 6 November 1935. Salah satu museum tertua di Indonesi ini genap beruia 80 tahun.

Riharyani menambahkan HUT Sonobudoyo kali ini juga akan diselenggarakan berbagai kegiatan di antaranya lomba melukis tingkat kelas I-III sekolah dasar (SD). Kemudian lomba mewarnai wayang dengan tokoh petruk untuk kelas IV-VI SD, lomba mewarnai topeng untuk peserta SMP, dan lomba alih aksara Jawa ke dalam aksara Indonesia dan sebaliknya.

“Peserta lomba sudah terdaftar 500 orang dari perwakilan semua kabupaten dan kota se-DIY.” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif