Soloraya
Minggu, 8 November 2015 - 22:15 WIB

GERAKAN JUMAT PINTAR SUKOHARJO : Pemkab Waspadai Siswi Penderita Anemia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, memasukkan pil pintar sebagai pembuka Gerakan Jumat Pintar untuk mengatasi anemia, Minggu (8/11/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Gerakan Jumat pintar Sukoharjo, Pemkab mewaspadai siswi yang masuk kategori anemia.

Solopos.com, SUKOHARJO–Siswi penderita anemia atau kurang darah di Sukoharjo masuk kategori harus diwaspadai. Berdasar hasil survei yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) terhadap 1.200 siswi SMA/SMK pada 2014, 46 persen di antaranya diketahui menderita anemia. Angka tersebut melebihi ambang batas yang ditetapkan DKK, yakni 30 persen.

Advertisement

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prawono, mencanangkan Program Gebyar Generasi Sehat Berprestasi Tanpa Anemia dengan Gerakan Jumat Pintar yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo di halaman parkir The Park Mall Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Minggu (8/11/2015). Program itu untuk mengatasi kondisi tersebut.

Kasi Gizi DKK Sukoharjo, Kristien Andriani, saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara menyampaikan sebenarnya kampanye untuk menanamkan kesadaran bagi pelajar putri dan ibu hamil bahwa menjaga kadar hemoglobin (HB) agar tetap normal adalah suatu kebutuhan sudah dilakukan sejak 2013 lalu.

Kampanye itu melalui sosialisasi pentingnya meminum pil penambah darah. Namun, mereka masih belum menyadari hal tersebut sebenarnya merupakan kebutuhan.

Advertisement

Hal itu tercermin dari hasil survei terhadap 1.200 siswi SMA/SMK di 12 kecamatan di Sukoharjo. Masing-masing kecamatan diambil sample 100 siswi dari salah satu sekolah. Hasilnya 46,58 persen di antara mereka diketahui menderita anemia. Orang berpenyakit anemia apabila memiliki kadar HB kurang dari 12 gram persen.

“Ini melebihi target yang ditetapkan, yakni 30 persen. Kalau sudah melebihi angka itu berarti perhatian buat kita semua. Ini harus segera diatasi. Gerakan Jumat Pintar ini sebagai salah satu cara agar para siswi membiasakan meminum pil penambah darah sepekan sekali. Kami tekankan pada Jumat agar mereka tidak pula. Bagi yang menstruasi setidaknya minum satu kali sehari selama menstruasi,” kata Kristien.

Dia melanjutkan pelajar yang menderita anemia akan mudah lesu dan lemah. Akibatnya, mereka tak bersemangat dalam beraktivitas, dan konsentrasi mudah hilang. Dalam kondisi tersebut IQ anak bisa turun hingga 10 poin.
Dampaknya akan memengaruhi prestasi. Kondisi akan lebih buruk jika anemia terjadi menimpa anak-anak di Indonesia. Mereka bakal menjadi generasi yang kualitas sumber daya manusia (SDM)-nya kurang. Anak yang tidak anemia niscaya akan pintar.

Advertisement

“Selain itu gerakan ini juga untuk menekan angka kematian ibu dan anak. Itu sebabnya sasaran gerakan ini para siswi yang notabene calon ibu. Jika sejak remaja sudah terbiasa minum pil penambah darah niscaya kadar HB saat hamil nanti akan bagus. Sehingga dia bisa melahirkan dengan lancar dan bayi yang lahir juga sehat,” imbuh dia.

Sementara itu, Ganjar mengapresiasi Sukoharjo yang menginisiasi Gerakan Jumat Pintar. Dia akan berupaya menjadikan gerakan itu menjadi gerakan se-Jateng.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif