Soloraya
Sabtu, 7 November 2015 - 05:40 WIB

RAPBD 2016 SRAGEN : Realisasi DAK Diprioritaskan Wilayah Utara Bengawan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi APBD. (JIBI/Solopos/Dok.)

RAPBD 2016 Sragen, Pemkab memprioritaskan wilayah utara Bengawan Solo jadi sasaran pembangunan fisik.

Solopos.com, SRAGEN–Pembangunan fisik di wilayah utara Bengawan Solo menjadi prioritas dalam kebijakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2016 menyusul melejitnya dana lokasi khusus (DAK) sampai Rp35,25 miliar.

Advertisement

DAK bidang prasarana pemerintah daerah (pemda), pertanian, dan transportasi pedesaan akan diprioritaskan ke sejumlah daerah di utara Bengawan Solo. Rencana tersebut dijabarkan lebih detail dalam Kebijakan Umum Anggaran-Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD 2016 yang kini masih digodok Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sragen, Simon Nugroho, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (6/11/2015), berharap peningkatan DAK dari Rp149,73 miliar pada 2015 menjadi Rp184,98 miliar pada 2016 diupayakan untuk pemerataan pembangunan di 20 kecamatan. Dia menyatakan DAK tersebut masih berupa nilai gelondongan yang belum dirinci penggunaannya.
Perincian penggunaan DAK itu, kata Simon, masih menunggu petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari kementerian terkait.

Dia menyebut DAK infrastruktur publik daerah senilai Rp74 miliar akan digunakan untuk peningkatan jalan dan pembangunan jembatan. Prioritas jalan dan jembatan yang akan dibangun, kata dia, masih menunggu hasil penyusunan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Kemudian DAK lainnya, ujar dia, diupayakan untuk program pengentasan kemiskinan mengingat pekerjaan rumah tidak layak huni (RTLH) di Sragen masih 50.000 unit yang belum tertangani.

Advertisement

Untuk DAK bidang kesehatan, tambah Simon, juga digunakan dalam kerangka mbela wong cilik, seperti program rujukan dan farmasi. DAK pelayanan kefarmasian meningkat dari Rp6 miliar per tahun menjadi Rp15 miliar. Namun distribusi DAK kesehatan itu kemana saja, Simon masih menunggu hasil kajian Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif