Soloraya
Jumat, 6 November 2015 - 18:35 WIB

MASALAH PERTANIAN INDONESIA : 26 Kabupaten Terancam Tak Terima Bantuan Pertanian, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani menyemprotkan pestisida untuk membasmi hama padi di Ngawi, Sabtu (29/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Masalah pertanian Indonesia, ada 26 kabupaten di Indonesia tak mendapat bantuan pertanian dari pemerintah.

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 26 kabupaten di Indonesia terancam tidak mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) jika tidak mampu meningkatkan produksi pertanian tahun ini.

Advertisement

Ancaman tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman saat membuka acara Musyawarah Nasional (Munas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Asrama Haji, Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jumat (6/11/2015).

Menurut Andi, ancaman itu tidak main-main karena saat ini pemerintah pusat menargetkan swasebada pangan pada 2017 mendatang. Merealisasikan program itu tidaklah mudah sehingga perlu dukungan semua kepala daerah seluruh Indonesia.

Advertisement

Menurut Andi, ancaman itu tidak main-main karena saat ini pemerintah pusat menargetkan swasebada pangan pada 2017 mendatang. Merealisasikan program itu tidaklah mudah sehingga perlu dukungan semua kepala daerah seluruh Indonesia.

“Kali pertama saya ditunjuk menjadi Mentan langsung menemui presiden untuk meminta mengubah aturan pemerintah soal lelang pupuk dan alat pertanian,” ujar Andi kepada wartawan.

Menuurt Andi, Keputusan Presiden (Kepres) soal lelang pupuk dan alat pertanian dinilai menghambat kerja petani dalam mewujudkan swasembada pangan.

Advertisement

“Kalau petani menunggu bantuan alat pertanian dilelang baru bisa menanam padi, bagaimana bisa swasembada pangan. Kementan September berhasil mengadakan alat pertanian sebanyak 60.000 unit dari target 80.000 unit. Pengadaan alat pertanian tahun lalu hanya sebanyak 40.000 unit/tahun,” kata dia.

Ia menjelaskan tahun ini Indonesia mengalami peningkatan produksi padi dari tahun lalu 70 juta ton menjadi 74,19 juta ton. Bahkan komoditas seperti bawang merah, jagung, ayam, beras organik, mangga, dan kacang hijau tahun ini ekspor.

“Kementan mengeskspor 400.000 ton jagung, bawang merah 5.000 ton ke sejumlah negara. Sedangkan beras organik sebanyak 1.100 ton ekspor ke Italia,” kata dia.

Advertisement

Andi mengakui hasil produksi pertanian yang telah dicapai sekarang tidak lepas dari hasil kerja keras KTNA seluruh Indonesia. Tahun depan pemerintah pusat masih tetap fokus disektor pertanian dengan meningkatkan anggaran di Kementan.

“Kami memangkas biaya perjalanan dinas dan acara seremonial peresmian tahun ini senilai Rp4,1 triliun untuk dialihkan ke petani,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum KTNA, Winarno Tohir, mengatakan permasalahan yang dialami petani dan nelayan di Indonesia hampir sama yakni soal kebijakan pemerintah yang belum banyak perpihak kepada mereka. Hal itu dapat dilihat dari kebijakan impor yang dilakukan pemerintah padahal stok pangan ditingkat petani melimpah.

Advertisement

“Kami meminta kepada pemerintah setiap memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan nasib petani dan nelayan melibatkan KTNA,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif