News
Kamis, 5 November 2015 - 15:25 WIB

POLEMIK MEREK “MENDOAN” : Soal Merek “Mendoan”, Begini Kicauan Sudjiwo Tedjo

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudjiwo Tedjo (Kaskus.co.id)

Polemik merek “mendoan” mendapat tanggapan Sudjiwo Tedjo.

Solopos.com, SOLO — Budayawan Tanah Air Sudjiwo Tedjo turut berkomentar soal polemik merek “mendoan” yang menjadi hak eksklusif seorang pengusaha air minum, Fudji Wong.

Advertisement

Melalui akun media sosial Twitter @sudjiwotedjo, ia menulis,“Apa bangsamu sudah tahu mana yg lebih dulu ada: Mendoan apa Jemblem, C**?”

Tak ayal, sentilan Sudjiwo Tedjo lewat kicauannya tersebut menuai tanggapan dari sejumlah pengakses Internet (netizen). Beberapa di antaranya berpendapat jemblem muncul lebih dahulu daripada mendoan.

Advertisement

Tak ayal, sentilan Sudjiwo Tedjo lewat kicauannya tersebut menuai tanggapan dari sejumlah pengakses Internet (netizen). Beberapa di antaranya berpendapat jemblem muncul lebih dahulu daripada mendoan.

“Jemblem dlu kaya nya mbah,” tulis ?@AdityaWahyuN, sebagaimana Solopos.com kutip dari akun Aditya, Kamis (5/11/2015).

“Jemblem mbah,” sahut @MBurhanuddin3.

Advertisement

Ada pula yang menjawab mendoan lebih dulu muncul daripada jembelm.

“Duluan mendoan,” tulis @jokoprii.

Jemblem sendiri adalah penganan tradisional atau jajanan pasar yang berbahan dasar singkong. Bentuknya bulat dan di dalamnya diisi gula jawa. Jemblem ini dimasak lewat proses penggorengan, untuk mendapatkan warna kecokelatan di bagian luar.

Advertisement

Terlepas dari definisi jemblem, mendoan merupakan kata bersifat generik yang seharusnya tidak tepat digunakan untuk nama merek peroduk perseorangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendoan didefinisikan sebagai tempe yang dipotong tipis lebar, dicelupkan ke adonan tepung berbumbu, lalu digoreng setengah matang.

Polemik soal merek “mendoan” ini menyeruak tatkala di laman asean-tmview.org, mendoan terdaftar sebagai merek penganan yang dimiliki hak eksklusifnya oleh Fudji Wong, pria asli Purwokerto.

Wong mengaku mendaftarkan merek “mendoan” semata-mata agar merek tersebut tidak keluar dari Banyumas. Sebab ia tidak ingin makanan daerah itu diakui orang luar Banyumas, bahkan luar negeri. Tapi, tak disangka sikap Wong justru menimbulkan reaksi tak setuju dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas.

Advertisement

“Sekarang misal pertanyaan saya, kalau yang mematenkan merek ini orang Malaysia, kan lebih tidak terima. Orang aku wong Purwokerto, lahir di sini,” kata Wong sebagaimana dilansir Detik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif