Soloraya
Kamis, 5 November 2015 - 12:15 WIB

PERTANIAN SOLORAYA : 7.484 Ha Sawah di Aliran Colo Timur Terancam Puso, Ini Sebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua anak berjalan di tanggul saluran irigasi primer Colo timur di Ngowan, Sugihan, Bendosari, Sukoharjo, yang terdapat lubang berselang, Kamis (7/5/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pertanian Soloraya khususnya yang menggantungkan irigasi dari Saluran Colo Timur terancam mengalami gagal panen.

Solopos.com, SUKOHARJO – Lahan pertanian seluas 7.484 hektare di sepanjang Saluran Colo Timur terancam gagal panen alias puso. Hal itu karena Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri hanya mampu memasok air ke Dam Colo selama lima hari setelah pintu saluran dibuka.

Advertisement

Informasi yang dihimpun, Rabu (4/11/2015), ketinggian air WGM mencapai 127,48 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Sesuai aturan, pasokan air dari waduk ke Dam Colo dibatasi hingga ketinggian air mencapai 127 mdpl. Alhasil, pasokan air dari waduk ke Dam Colo maksimal selama lima hari mulai tanggal 5 November-10 November.

Advertisement

Sesuai aturan, pasokan air dari waduk ke Dam Colo dibatasi hingga ketinggian air mencapai 127 mdpl. Alhasil, pasokan air dari waduk ke Dam Colo maksimal selama lima hari mulai tanggal 5 November-10 November.

Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan berdasarkan hasil rapat pleno Tim Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air (TKPSDA) Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) menyebutkan pintu Dam Colo dibuka pada Kamis (5/11/2015) sore hari.

“Besok [Kamis] sore hari, Dam Colo sudah dibuka,” kata dia saat dihubungi, Rabu.

Advertisement

Dia memperkirakan WGM hanya dapat memasok air ke Dam Colo selama lima hari hingga tanggal 10 November. Kondisi ini dipengaruhi krisis air yang melanda WGM selama musim kemarau tahun ini.

Apabila ketinggian air waduk mencapai 127 mdpl maka pasokan air ke Dam Colo akan dihentikan. Hal ini dilakukan guna menjaga persediaan cadangan air terutama ekosistem di sekitar waduk seperti keramba ikan.

“Kami juga mempertimbangkan kelangsungan hidup para petani keramba ikan di sekitar waduk. Ini sudah sesuai pola pengelolaan air waduk,” tutur dia.

Advertisement

Lebih jauh, dia menyayangkan pola tanam padi yang diterapkan para petani di sepanjang Saluran Colo Timur. Para petani masih menerapkan pola tanam padi-padi-pantun.

Artinya, para petani menanam padi pada masa tanam (MT) I hingga MT III. Mereka nekat menanam padi selama musim kemarau. Padahal pasokan air ke lahan pertanian cukup sedikit.

Di sisi lain, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Jigong Sarjanto, mengungkapkan apabila lahan pertanian di sepanjang Saluran Colo Timur tidak mendapat pasokan air dalam sebulan ke depan dipastikan gagal panen.

Advertisement

“Saya juga tahu WGM tengah mengalami krisis air. Karena itu, berapa pun debit air dari waduk harus dimaksimalkan untuk memasok air ke Dam Colo dan lahan pertanian,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif