Soloraya
Kamis, 5 November 2015 - 15:40 WIB

PEMBUNUHAN BOYOLALI : Tak Mau Diajak Mabuk, Gelandangan Tusuk Warga Cangkringan Hingga Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Muhammad Untung, menyerahkan diri ke Mapolsek Banyudono setelah membunuh Dodi Mulyanto di sekitar subterminal Bangak, Banyudono, Boyolali, Kamis (11/5/2015) dini hari. (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pembunuhan Boyolali, aksi keji ini berawal dari ajakan untuk mabuk tetapi tidak ditanggapi pelaku.

Solopos.com, BOYOLALI–Pemuda asal Dukuh Karang Kulon RT 001/RW 003, Desa Cangkringan, Kecamatan Banyudono, Dodi Mulyanto, 28, tewas dibunuh seorang gelandangan, Muhammad Untung, 46, di bekas subterminal Bangak, Banyudono, Boyolali, Kamis (5/11/2015) pagi.

Advertisement

Untung menghabisi nyawa Dodi dengan cara menusuk dada kiri Dodi dengan menggunakan pisau dapur. Sadar korbannya tewas, Untung pun menyerahkan diri ke Polsek Banyudono.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, kasus tersebut bermula saat Untung didatangi Dodi Kamis dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. Saat itu, Dodi datang dalam kondisi mabuk berat. Dodi mengajak Untung mabuk-mabukan dan mencari wanita malam.

“Saya tidak mau, saya kan sudah sembuh tidak mau lagi mabuk-mabukan. Dia malah marah-marah sama saya, saya dikata-katain jelek,” kata Untung, yang selama ini sering numpang tinggal dan tidur di musala yang ada di subterminal Bangak itu.

Advertisement

Tidak hanya cekcok, Untung juga mengatakan Dodi telah memulai perkelahian dengan memukul dadanya.

“Dia memukul saya duluan. Ya wajar saya marah. Akhirnya saya ambil pisau, saya tusuk dadanya sebelah kiri,” kata dia, di Mapolsek Banyudono.

Setelah tusukan pertama, Untung melihat Dodi mulai limbung namun terlihat seperti hendak membalas. Dia pun akhirnya kembali menusuk dada kiri Dodi hingga akhirnya ambruk terkapar di depan salah satu kios, sisi timur minimarket.

Advertisement

“Setelah itu langsung saya tinggal pergi. Saya buang pisaunya di tempat sampah. Ya, dekat terminal situ. Terus saya ke minimarket beli air mineral.”

Sekitar pukul 04.30 WIB, seorang pemilik kios di timur minimarket, Mbah Mul, keluar dan memanggil-manggil Untung. Mbah Mul minta tolong kepada Untung untuk dijagakan cucunya karena Mbah Mul hendak salat subuh.

Saat keluar itu, Mbah Mul melihat ada orang terkapar di depan kiosnya. “Mbah Mul tanya ke saya, kuwi sapa? Saya jawab, tidak kenal. Ya memang saya tidak kenal, baru ketemu ya tadi pagi itu datang marah-marah ngajak mabuk.”
Saat itu pun dia belum mengakui bahwa dirinya telah menusuk tubuh pria tersebut dengan pisau.

Setelah salat, sekitar pukul 05.00 WIB, Mbah Mul mendekati tubuh Dodi. “Mbah Mul bilang kalau orang itu sudah tewas. Saya pun mengeceknya. Ternyata benar, tangannya sudah biru-biru dan wajahnya sudah dikerubuti lalat,” imbuh Untung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif