Jogja
Kamis, 5 November 2015 - 23:20 WIB

KEKERINGAN : Sejumlah Embung di Sleman Surut, Warga Diminta Menabung Air

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga memancing di Embung Bimomartani, Kecamatan Ngemplak yang kondisi airnya surut selama kemarau, Rabu (4/11/2015). (Harian Jogja-Bernadheta Dian Saraswati)

Kekeringan di Sleman tampak dengan surutnya sejumlah embung

Harianjogja.com, SLEMAN-Kemarau yang berlangsung cukup panjang berakibat surutnya embung dan beberapa mata air di Sleman. Volume air diperkirakan turun sekitar 20 hingga 30%.

Advertisement

Embung Bimomartani yang terletak di Dusun Kragilan, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Rabu (4/11/2015) salah satunya. Kedalaman air mulai berkurang sekitar 2,5 meter dari kedalamannya sekitar lima meter. Hal tersebut tampak dari garis permukaan air yang muncul pada dinding embung.

“Kalau hujan tidak segera turun, kasihan ikan-ikannya karena akan mati,” kata salah seorang warga setempat, saat tengah memancing di areal embung tersebut, Rabu pagi.

Kepala Bidang Penyediaan dan Pembinaan Sumber Daya Air Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman, Warsono, membenarkan jika selama kemarau ini volume air memang berkurang.

Advertisement

Sekitar 27 embung mengalami penurunan volume. Salah satunya Embung Pajangan, yang awalnya volumenya 80 liter kubik kini menjadi 60 liter kubik.

Keberadaan embung sebenarnya sangat dibutuhkan petani karena fungsinya untuk irigasi sawah. Namun karena volume air turun maka kebutuhan sawah pertanian tidak terpenuhi.

Selain embung, ada 218 sumber mata air yang seluruhnya turun debit kecuali Umbulwadon. Warsono mengatakan, debit air di Umbulwadon justru meningkat selama kemarau ini. “Naik dari 540 liter kubik menjadi 670 meter kubik per hari,” jelasnya.

Advertisement

Agar masyarakat tidak kekurangan air pada musim kemarau, Sekretaris SDAEM mengimbau masyarakat memiliki kesadaran untuk menabung air untuk cadangan ketersediaan air. “Bisa dilakukan dengan membuat cekungan-cekungan tanah,” kata Sekretaris SDAEM Sleman, Aji Wulantoro.

Menabung air dapat dilakukan selama musim hujan sehingga saat masuk musim kemarau, ketersediaan air tetap terpenuhi. Selain membentuk cekungan, Dinas juga mengajak masyarakat melakukan gerakan irigasi bersih pada bulan Maret dan Oktober.

Upaya ketersediaan air lainnya dengan organisasi pengelolaan embung yang menjaga mata air sehingga dilakukan penguatan pengelolaan kelembagaan.

Advertisement
Kata Kunci : Embung Sleman Kekeringan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif