Soloraya
Rabu, 4 November 2015 - 22:35 WIB

PILKADA SRAGEN : Anak Punk Diduga Curi Logistik Pemilu

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kotak suara (JIBI/Solopos/Dok.)

Pilkada Sragen, gerombolan pemuda yang menyerupai anak punk dicurigai menjadi pelaku pencurian logistik pemilu.

Solopos.com, SRAGEN--Segerombolan pemuda berdandan menyerupai anak punk diduga telah terlibat dalam kasus hilangnya logistik pemilu berupa 422 kotak suara dan 9.620 bilik suara dari gudang penyimpanan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Advertisement

“Jumlahnya ada sekitar enam orang. Mereka berdandan ala anak punk. Mereka tiba di lokasi mengendarai truk warna hijau. Setelah membuka gerbang dengan kunci, truk itu diparkir tepat di depan gudang,” kata Budi Purnomo, 35, seorang pedagang soto yang mangkal di depan gudang penyimpanan logistik pemilu saat ditemui Solopos.com di lokasi, Rabu (4/11/2015).

Logistik pemilu itu selanjutnya diangkut oleh kawanan pemuda tersebut. Logistik pemilu itu diangkut memenuhi bak truk. Budi yang mengetahui hal itu sama sekali tidak menaruh curiga. Dia mengira para pemuda itu sengaja ditugaskan KPU untuk mengangkut logistik pemilu. Mereka membawa kunci untuk membuka gerbang dan pintu gudang.

“Peristiwa itu terjadi sekitar 1,5 bulan lalu. Saya lupa tanggalnya. Yang jelas itu hari Minggu sekitar pukul 09.00 WIB saat kondisi jalanan belum ramai,” ujar dia.

Advertisement

Sepekan sebelum peristiwa itu terjadi, Budi sempat melihat sekitar enam orang membersihkan gudang tersebut. Beberapa hari kemudian, dua orang datang seolah-olah mengawasi kondisi gudang tersebut.

“Dua orang itu sempat mampir minum kopi di warung saya. Satunya berpakaian agak resmi, satunya berpakaian preman. Kepada saya, mereka menanyakan bangunan apa di depan itu. Saya jawab itu gudang milik KPU. Kondisinya memang tidak terawat. Setelah dua orang itu datang, 2-3 hari kemudian baru gerombolan pemuda berpakaian ala anak punk itu datang dengan truk,” papar dia.

Sementara itu, Sekretaris KPU Sragen, Sutrisna, mengakui selama ini tidak ada petugas yang mengawasi gudang penyimpanan logistik pemilu tersebut. “Itu gudang sudah digunakan KPU untuk menyimpan logistik sejak 2004 silam. Sebelumnya ya aman-aman saja,” kata Sutrisna saat dihubungi melalui telepon genggamnya.

Advertisement

Sutrisna mengakui ada karyawan yang diberi tanggung jawab untuk memegang kunci gudang. Dia mengaku sudah menanyakan keberadaan kunci kepada karyawan yang bersangkutan.  “Saya sudah klarifikasi kepada yang bersangkutan. Tapi, dia tidak tahu menahu soal itu. Kami pasrah kepada polisi. Yang jelas, saya mendukung dan pro aktif jika dimintai keterangan polisi,” kata Sutrisna.

Kasatreskrim Polres Sragen, AKP Windoyo, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, enggan memberikan keterangan kepada Solopos.com. Dia menegaskan proses penyelidikan kasus ini masih berlangsung.

“Penyelidikan masih berlangsung. Nanti saja kalau sudah ada hasilnya akan kami ungkap kepada wartawan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif