Soloraya
Senin, 2 November 2015 - 10:15 WIB

WISATA KLATEN : Demi Kebersihan, Warga Kuras Umbul Gedaren

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang bocah bermain di Umbul Gedaren, Jatinom, Klaten, Sabtu (31/10/2015). Umbul tersebut dikuras warga setempat untuk mendukung tradisi bersih desa setiap tahunnya. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten yakni Umbul Gedaren di Jatinom dikuras demi kebersihan.

Solopos.com, KLATEN – Sejumlah warga di Gedaren, Jatinom, Klaten mengikuti bersih desa berupa menguras Umbul Gedaren, Sabtu (31/10/2015) pagi.

Advertisement

Tradisi tahunan tersebut juga dimeriahkan pergelaran wayang kulit berjudul Baratayudha Joyobinangun dengan dalang Ki Kasim asal Karangnongko.

Kepala Desa (Kades) Gedaren, Sri Waluyo, mengatakan kegiatan ini kegiatan menguras umbul utama di Gedaren itu sudah menjadi tradisi sejak zaman nenek moyang.

Melalui tradisi ini, warga setempat mengharapkan kondisi Umbul Gedaren selalu bersih sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Advertisement

“Kami hanya meneruskan tradisi zaman dahulu. Tradisi ini dilakukan hari Sabtu setelah tanggal 15 tahun Jawa. Selain menguras umbul, warga di sini juga berkumpul bersama menonton gelaran wayang kulit,” katanya saat ditemui wartawan di Gedaren, Sabtu.

Sri Waluyo mengatakan Umbul Gedaren berukuran kurang lebih 17 meter X 60 meter. Di umbul sedalam dua meter itu memiliki dua sumber air. Umbul ini mampu mengairi sawah seluas 20 hektare.

Selain mengairi sawah, umbul tersebut digunakan untuk mencuci dan berendam bagi warga. Air di umbul tersebut juga diyakini memiliki kandungan mineral cukup tinggi.

Advertisement

“Melihat pentingnya keberadaan umbul, kami pandang tradisi leluhur patut dipertahankan. Kalau melihat kondisi fisik umbul bersih, otomatis pengunjung juga senang. Pengurasan ini tidak sampai airnya habis. Inti pengurasan ini hanya untuk membersihkan dasar umbul. Begitu terlihat bersih, umbul diisi lagi [pintu saluran pembuangan air kembali ditutup],” kata dia.

Hal senada dijelaskan tokoh masyarakat Gedaren, Jumadi Mudo, 64. Ketua RT 019 tersebut mengatakan Umbul Gedaren tak pernah susut volume airnya kendati berlangsung musim kemarau. Umbul ini juga diyakini sudah ada sejak nenek moyang.

“Begitu tingginya sejarah yang dimiliki umbul ini, sudah sepantasnya umbul ini dirawat warga bersama-sama. Umbul ini dikelola oleh Pemerintah Desa [Pemdes] Gedaren. Setiap pengunjung yang datang ke sini tak dipungut biaya. Pengunjung hanya ditarik biaya parkir kendaraan oleh warga setempat,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif