Soloraya
Minggu, 1 November 2015 - 19:50 WIB

PILKADA BOYOLALI : Antisipasi Serangan Balasan, Polres Temui Kedua Cabup

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah milik Arto Wiyono warga RT 002/ RW 002, Dukuh Jembangan, Desa Banyudono, Banyudono, Boyolali dirusak oleh orang tak dikenal, Sabtu (31/10/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Pilkada Boyolali sempat diwarnai bentrok pendukung kedua kubu.

Solopos.com, BOYOLALI — Polres Boyolali menemui  kedua pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Boyolali 2015. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi serangan balasan yang dilakukan kedua pendukungan pasangan. Sebagaimana diketahui ratusan pendukung kedua calon dalam Pilkada sempat bentrok.

Advertisement

Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, mengatakan kondisi Boyolali saat ini sudah kondusif pasca kejadian gesekan antar pendukung cabup dan cawabup di luar gedung Ikatan Persodaraan Haji Indonesia (IPHI) pada saat acara debat terbuka. Polres langsung menemui kedua pasangan cabup dan cawabup untuk mengantisipasi adanya serangan balasan.

“Kami menemui cabup [Seno Samudro dan Agus Purmanto] meminta untuk menenangkan pendukungnya masing-masing dan menjaga kondusifitas Boyolali selama tahapan pilkada sampai selesai,” ujar Budi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (1/11/2015).

Advertisement

“Kami menemui cabup [Seno Samudro dan Agus Purmanto] meminta untuk menenangkan pendukungnya masing-masing dan menjaga kondusifitas Boyolali selama tahapan pilkada sampai selesai,” ujar Budi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (1/11/2015).

Budi mengatakan kasus perusakan dua rumah milik warga dan satu posko milik pasangan Agus Purmanto-Sugiyarto (Toto) di Desa Banyudono masih dalam penyelidikan Polres Boyolali. Polres, kata dia, sejauh ini belum menangkap pelaku perusakan rumah dan posko di Desa Banyudono, Kecamatan Banyudono.

“Kami tidak tahu apakah pengerusakan itu ada kaitannya dengan apa yang terjadi di Gedung IPHI. Kami masih melakukan penyelidikan untuk mencari pelaku perusakan,” kata Kapolres.

Advertisement

Kapolres menambahkan polisi bekerja sama dengan TNI setiap hari melakukan patroli keliling untuk memastikan kondisi keamanan di Boyolali. Setiap ada aktivitas massa pendukung kedua pasangan cabup dan cawabup dilakukan pemantauan.

“Kami mengimbau kepada semua pendukung kedua pasangan cabup dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan Boyolali selama pilkada,” kata dia.

Pantauan Solopos.com, Minggu, dua rumah yang sebelumnya dirusak sudah dibersihkan oleh pemiliknya. Namun, kaca rumah yang pecah akibat lemparan batu belum diperbaiki oleh pemiliknya.

Advertisement

Rumah yang dirusak itu adalah milik Yusanto warga RT 002/ RW 002, Dukuh Ngancar, Desa Banyudono dan Arto Wiyono warga RT 002/ RW 002, Dukuh Jembungan, Desa Banyudono, Banyudono.

Seorang pemilik rumah Arto Wiyono mengaku dirinya merupakan warga biasa bukan simpatisan Toto. Ia mengakui sebelumnya rumahnya hanya dijadikan lokasi berkumpulnya simpatisan Toto sebelum berangkat di Gedung IPHI.

“Warga mengira yang datang adalah para simpatisan Toto yang pulang setelah menghadiri acara debat. Namun,ternyata puluhan orang langsung turun dari sepeda motor dan melempar batu ke rumah saya. Akibat kejadian itu mengalami kerugian Rp1 juta,” kata dia.
Ketegasan Aparat

Advertisement

Sementara itu, perusakan rumah dan posko Toto mendapatkan sorotan dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Boyolali, Fuadi. Menurut dia, aparat keamanan harus bertindak tegas dan menangkap pelaku perusakan rumah warga dan posko Toto.

“Kami khawatir jika aparat tidak tegas berpotensi memunculkan bentrokan lain. Aparat keamanan dalam hal ini harus tegas dan netral dalam menyelesaikan kasus pengerusakan itu,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif