Jatim
Minggu, 1 November 2015 - 15:05 WIB

PERTANIAN NGAWI : Dibina UNS, KNOC Kembangkan Padi Organik, Begini Sejarahnya...

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menristekdikti Muhammad Nasir bersama pejabat di lingkungan UNS Solo dan Pemkab Ngawi berfoto bersama dalam kegiatan Panen Raya Padi Organik di Desa Duyung, Kecamatan Gerih, Ngawi, Sabtu (31/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pertanian Ngawi yang diwarnai KNOC menjadi rujukan petani yang hendak melakukan usaha pertanian organik.

Madiunpos.com, NGAWI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi bersama Fakultas Pertanian Univeristas Sebelas Maret (UNS) Solo sejak tahun 2002 melakukan pemetaan status keharaan tanah sawah di beberapa lokasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim).

Advertisement

Tim Fakultas Pertanian UNS Solo yang dipimpin Prof. Suntoro saat itu mulai menggerakan masyarakat sesuai kesadaran perlunya mengelola ekologi tanah secara optimal dengan menerapkan pertanian organik ramah lingkungan. Dekan Fakultas Pertanian UNS Solo, Bambang Pujiasmanto, mengatakan demi meningkatkan pemahaman dan penerapan pertanian organik ramah lingkungan, tim Fakultas Pertanian UNS Solo melakukan berbagai TOT pertanian organik untuk para kader petani.

“Setelah itu, bersama petani, kami membentuk wadah Komunitas Ngawi Organik Center [KNOC] pada 2009 yang mempunyai moto Lemah Mati Dadi Urip dan Gila [Gerakan Inan Lestari Alam]. Pembentukan KNOC untuk fokus menerapkan pertanian organik ramah lingkungan,” kata Bambang kepada Madiunpos.com di sela-sela menghadiri Panen Raya Padi Organik di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Ngawi, Sabtu (31/10/2015) siang.

Bambang menjelaskan tim Fakultas Pertanian UNS Solo tidak menggurui selama melakukan pendampingan kepada KNOC. Dia yakin pendidikan orang dewasa atau belajar lewat pengalaman merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan terhadap pembinaan KNOC.

Advertisement

Bambang menyebut petani tidaklah bodoh, bahkan bisa lebih pintar dari tim Fakultas Pertanian UNS Solo dalam penerapam atau apbilaksi di bidang pertanian. “Kami hanya menfasilitasi kebutuhan yang belum dilakukan petani, seperti analisis tanah dan pemanfaatan MOL [mikro oraganisme lokal]. Hasilnya, KNOC mulai menerapkan program SRI [System Rice Intenfication] yang melakukan seleksi benih, tanaman muda, jerami kembali ke sawah, memberikan pupuk organik dan MOL,” ujar Bambang.

Butuh Waktu Lama
Bambang menerangkan KNOC melakukan berbagai kegiatan untuk menunjang pelaksanaan pertanian organik, seperti produksi pupuk kompos, unit peternakan dan perikanan, unit pengomposan, unit biogas, laboratorium agen hayati, dan pembuatan MOL, unit pengeloaan hasik dan pengemasan, serta unit pelatihan untuk para petani. Sementara itu, dia menjelaskan, perubahan kondisi tanah dari tidak sehat atau tercemar menjadi sehat membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Tidak hanya pupuk dan pestisida organik, petani juga perlu memilah air yang tidak tercemar untuk melakukan pertanian organik. KNOC selama ini menanam jenis padi biasa yang direkoendasikan pemerintah, antara lain inpari 34 dan cihirang. Namun, KNOC di Guyung mampu menghasikan padi dengan kualitas dan kuantitas yang baik,” jelas Bambang menjelaskan pertanian Ngawi.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif