Soloraya
Sabtu, 31 Oktober 2015 - 18:50 WIB

SENGKETA SRIWEDARI : Menteri Beri Lampu Hijau, Pemkot Solo Pilih Tunggu MA

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bendera merah terpasang di kawasan plaza dan gapura Sriwedari, Solo, Rabu (16/9/2015). Bendera yang dipasang komunitas #anakmudasolo tersebut sebagai salah satu wujud penolakan terhadap pengosongan kawasan Sriwedari. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sengketa Sriwedari yang masih menunggu upaya peninjauan kembali (PK) di MA membuat Pemkot Solo tak ambil risiko mengelola lahan itu.

Solopos.com, SOLO — Meskipun Kementerian Agraria dan Tata Ruang meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tetap mengelola Sriwedari yang dalam sengketa, Pemkot memilih untuk menunggu. Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto mengatakan tetap menunggu proses peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA) ihwal sengketa Sriwedari.

Advertisement

Budi Suharto mengatakan Pemkot berkomitmen akan mengembalikan Sriwedari menjadi kawasan berkhasanah budaya, sekaligus sebagai kawasan konservasi atau ruang terbuka hijau. Hal ini tertuang dalam rencana penataan kawasan Sriwedari yang kini tengah disusun oleh tim Pemkot.

“Dasar perencanaan kawasan taman Sriwedari sudah jelas, ada Surat Keputusan (SK) Wali Kota tentang Penetapan Bangunan dan Kawasan Kuno Bersejarah, serta Peraturan Daerah (Perda) No. 1/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah [RTRW],” katanya.

Budi mengatakan selama ini Pemkot telah memiliki rencana induk pengembangan (RIP) Sriwedari yang disusun sejak 1990-an silam. Namun kondisi tersebut tak relevan lagi jika digunakan untuk merevitalisasi Sriwedari, sehingga Pemkot tengah me-review kembali rencana penataan tersebut.

Advertisement

“Kajian rencana penataan Sriwedari melibatkan unsur akademisi dan budayawan. Kajian ini akan digunakan sebagai dasar dalam rencana penataan kawasan budaya di Taman Sriwedari,” katanya.

Ia mengatakan Sriwedari merupakan ruang publik, serta rekreasi dan hiburan rakyat yang memiliki nilai historis berkaitan dengan sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Selain itu pula merupakan salah satu aset wisata Kota Solo yang bisa mendukung citra Solo sebagai kota budaya.

Namun seiring perkembangannya, kawasan Sriwedari mengalami pergeseran fungsi dan penurunan kualitas lingkungan. Dengan kondisi ini, Sriwedari perlu dilakukan revitalisasi sebagai kawasan cagar budaya dan konservasi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif