Soloraya
Sabtu, 31 Oktober 2015 - 21:30 WIB

PILKADA BOYOLALI : Seno Ingin Pindahkan Surga ke Boyolali, Pendukung Lawan: Mimpi Kali Yee!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seno Samodro, bupati Boyolali, dan M. Said Hidayat, wakil bupati Boyolali (JIBI/Solopos/Dok.)

Pilkada Boyolali sudah panas. Saat debat cabup-cawabup Boyolali digelar, ratusan massa pendukung kedua calon terlibat bentrok.

Solopos.com, BOYOLALI — Debat publik calon bupati dan wakil bupati (cabup cawabup) yang akan bertarung dalam Pilkada Boyolali 2015 berlangsung panas. Debat di Gedung IPHI Boyolali, Sabtu (31/10/2015), itu diwarnai celotehan pendukung di dalam arena.

Advertisement

Dalam forum debat yang dimoderatori Dosen UNSA, Luky Handoko, juga diwarnai ketegangan dan saling olok antarpendukung yang berada di dalam gedung. Saling olok sudah terjadi sejak sesi pertama pemaparan visi misi.

Bahkan antara para pendukung beberapa kali melemparkan celoteh saat calon menyampaikan visi misinya. Seperti saat Seno Samodro menyampaikan akan memindahkan taman surga ke Boyolali kaitannya dengan visi misi pro investasi. “Mimpi kali yee…” begitu celoteh pendukung Agus Purmanto. Baca: Ratusan Pendukung Bentrok Saat Debat Cabup-Cawabup Boyolali.

Begitu pula sebaliknya saat Agus memaparkan rencana perbaikan infrastruktur jalan karena saat ini masih banyak jalan yang berlubang. Seorang pendukung Seno-Said tiba-tiba berteriak, “Hoax itu..hoax.”

Advertisement

Isu-isu krusial yang sering muncul dalam sesi debat bahkan memancing reaksi pendukung antara lain masalah pajak bumi dan bangunan (PBB), investasi, dan ketahanan pangan. Ketua Tim Panelis yang juga Dosen FE UNS, Mulyanto, menilai keseruan debat antara Seno dan Agus tak lepas dari latar belakang keduanya yang sebelumnya pernah sama-sama menjadi kepala daerah.

“Mereka pecah kongsi setelah tahun ketiga. Yang saya lihat, keberhasilan pemerintahan sebelumnya seperti diklaim sendiri oleh Seno hingga akhirnya Agus membuat formasi baru,” kata Mulyanto, seusai debat.

Menurut Mulyanto, kelemahan Agus saat debat adalah menanyakan masalah investasi kepada Seno. Seno dinilai sangat menguasai masalah investasi. “Kenapa tidak tanya masalah reformasi birokrasi? Pak Seno juga tadi ada kesalahan saat menyampaikan masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bukan dihitung dari kredit yang beredar seperti versinya beliau. Pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB dari tahun ke tahun dan itu sudah jadi standar nasioal bahkan internasional.”

Advertisement

Mulyanto juga menyoroti masalah kekuatan politik yang sempat menjadi pertanyaan Seno kepada Agus dalam sesi saling bertanya dan memberikan tanggapan. Seno Samodro menyinggung kekuatan politik PDIP di parlemen yang saat ini mencapai 25 kursi. “Bagaimana Agus bisa mengegolkan program-programnya sementara parlemen dikuasai PDIP yang mencapai 25 kursi?”

Agus pun menjawab bahwa program yang akan dilaksanakan jika sudah mendapat dukungan rakyat mestinya DPRD sebagai wakil rakyat akan mengikuti. “Pak Seno seolah-olah sudah merasa karena didukung mayoritas parlemen pasti akan menang. Seorang pemimpin semestinya tidak demikian karena saat ini ada ketidakkonsistenan antara partai dengan masyarakat,” kata Mulyanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif