Soloraya
Sabtu, 31 Oktober 2015 - 05:40 WIB

PILKADA BOYOLALI : Beredar Selebaran Lawan Penindasan Guru

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Selebaran dari Trimurti Boyolali terkait penolakan politisasi guru. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Pilkada Boyolali diwarnai kemunculan selebaran tentang penolakan politisasi guru.

Solopos.com, BOYOLALI--Sejumlah Sekolah di wilayah Kecamatan Banyudono dan Teras, Boyolali digegerkan dengan selebaran Trimurti Guru Boyolali. Isi selebaran itu yakni menolak politisasi guru, menolak campur tangan orang luar, dan menolak penindasan guru di Boyolali.

Advertisement

Informasi dihimpun Solopos.com, selebaran itu beredar di tiga sekolah yakni SMAN 1 Banyudono, SMAN 1 Teras, dan SMPN 1 Teras. Hasil penelusuran di tiga sekolah itu hanya SMAN 1 Banyudono dan SMAN 1 Teras yang menerima selebaran itu. Sementara di SMPN 1 Teras tidak menerima selebaran itu.

Seorang penjaga keamanan SMAN 1 Banyudono, Badri, mengatakan selebaran itu tidak disebarluaskan di dalam sekolah tetapi hanya disebar begitu saja di depan gerbang pintu masuk sekolah.  Selebaran yang jumlahnya puluhan itu dibiarkan berceceran di pinggir jalan.

“Saya tidak tahu siapa yang menyebar selebaran itu [Trimurti Guru Boyolali]. Kemungkinan besar yang menyebarluaskan bukan orang dari Banyudono,” ujar Badri saat ditemui Solopos.com di sekolah, Jumat (30/10/2015).

Advertisement

Badri menduga selebaran itu disebar sekitar pukul 06.00 WIB karena pada pukul 05.00 WIB membuka gerbang pintu sekolah belum ada selebaran itu. Selebaran itu, kata dia, sebagian kecil diambil siswa lantaran merasa penasaran dengan isinya.

“Tidak banyak guru yang peduli dengan selebaran itu sehingga kami biarkan begitu saja berceceran di jalan,” kata dia.

Senada diungkapkan penjaga kemananan SMAN 1 Teras, Jatmiko. Menurut dia, selebaran itu sudah ada di depan pintu sekolah sekitar pukul 06.15 WIB. Selebaran itu dibiarkan begitu saja tercecer di depan gerbang pintu masuk sekolah.

Advertisement

“Siswa yang sedang berangkat sekolah melihat selebaran itu ada yang mengambilnya. Namun, lebih banyak yang tidak peduli. Kami tidak tahu siapa yang menyebarluaskan selebaran itu ke sekolah,” ujar Jatmiko kepada Solopos.com.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif