Jogja
Sabtu, 31 Oktober 2015 - 20:21 WIB

PERTANIAN YOGYAKARTA : DIY Defisit Kedelai

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indoensia)

Pertanian Yogyakarta, musim kering akibat fenomena el-Nino tahun ini justru tidak berdampak terhadap produksi beras di DIY.

Harianjogja.com, JOGJA—Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY menyatakan enam komoditas makanan defisit sehingga daerah ini harus memenuhi kebutuhan komoditas tersebut dari luar DIY. Salah satunya adalah telur dan kedelai, bahan dasar tahu tempe yang menjadi makanan pelengkap gudeg.

Advertisement

Kepala BKPP DIY, Arofah Noor Indrayani memaparkan, keenam bahan pokok yang mengalami defisit adalah kedelai, terigu, telur, susu, minyak goreng dan bawang putih.

“Untuk memenuhi mendatangkan dari luar daerah,” katanya usai rapat evaluasi triwulan III APBD DIY 2015 di Royal Ambarukmo, Kamis (29/10/2015).

Arofah mengungkapkan, penyebab kedelai defisit banyak karena budidaya kedelai di DIY yang tersendat-sendat. Menanam kedelai belum dianggap menjanjikan bagi petani DIY karena hasil dari penjualan tidak sebanding dengan biaya tanam.

Advertisement

Adapun untuk produksi susu tahun ini juga berkurang karena musim kering. Kebutuhan susu di DIY per tahun per rumah rumah tangga sekitar 797 ton. Namun, ketersediaan susu untuk dikonsumsi hanya 481 ton. Menurutnya, jika tidak musim kering produksi susu dari DIY cukup.

“Karena cocoknya di daerah basah,” kata Arofah.

Adapun musim kering akibat fenomena penyimpangan iklim el-Nino pada tahun ini justru tidak berdampak terhadap produksi beras di DIY. Bahkan beras DIY mengalami surplus 187.687 ton. Kebutuhan beras DIY per rumah tangga per tahun hanya 25.852 ton. Sementara stok tersedia 213.539 ton.
Data stok beras yang ada tersebut jumlah akumulasi dari produksi petani 28.588 ton, lumbung milik pemerintah 191.536 ton, bulog 15.934 ton, dan pedagang sekitar 48 ton. Menurut Arofah jika dihitung dari kebutuhan per rumah tangga sesuai data Badan Pusat Statistik, dari jumlah penduduk DIY 3,6 juta jiwa maka kebutuhan beras DIY masih cukup hingga delapan bulan ke depan.

Advertisement

“Tapi kalau kebutuhan rumah tangga dan non-rumah tangga seperti wisatawan, mahasiswa, rumah sakit, hotel dan restoran, maka kebutuhan beras cukup sampai enam bulan,” paparnya.

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengatakan data stok beras yang ada di BKPP itu sampai Oktober. Ia memperkirakan sampai akhir tahun ini stok beras masih akan bertambah 923 ton karena masih ada yang belum dipanen. “Sekarang memang sudah 90% petani panen,” katanya.

Ia mengklaim selama musim kemarau ini tidak ada laporan tanaman padi gagal panen. Sejak awal Dinas Pertanian DIY sudah mewanti-wanti untuk lahan yang kurang air agar tidak menanam padi. Selain beras, komoditas lainnya yang mengalami surplus adalah gula pasir dan daging sapi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif