Jogja
Rabu, 28 Oktober 2015 - 08:20 WIB

PENEMUAN BAYI : Ada Bayi Menangis Dini Hari, Ada Apa?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi (Dok/JIBI)

Penemuan bayi terjadi di Siluwok. Bayi berjenis kelamin perempuan terlihat di sebuah teras warga.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Bayi sehat seberat 2,6 Kg dibuang oleh orang tua kandung di sebuah teras rumah Darmawan, warga Siluwok, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Selasa (27/10/2015) dini hari.

Advertisement

Bayi dengan panjang tubuh 47 sentimeter tersebut ditemukan pertama kali oleh Darmawan dan istrinya sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, terdengar suara tangisan dari depan rumah. Kedua saksi pun keluar rumah untuk memastikan asal suara tangisan. Ternyata, ada bayi yang diletakkan di kursi bambu di teras rumah mereka. Bayi tampak dibalut kain dan jaket serta berselimut selendang.

Polsek Pengasih masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif dan identitas pelaku pembuangan bayi. Kanit Reskrim Polsek Pengasih, Iptu Suparno mengatakan, sejumlah saksi telah diperiksa dan dimintai keterangan. Meski demikian, hasil penyelidikan sementara menyebutkan tidak ada warga sekitar lokasi penemuan yang baru melahirkan. Beberapa orang yang belum lama melahirkan juga diketahui masih merawat bayi mereka masing-masing.

“Masih kita lakukan penyelidikan,” ucap dia.

Advertisement

Bayi perempuan itu kemudian dirawat sementara di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates. Kepala Bidang Keperawatan dan Kebidanan RSUD Wates, Sulalita Saraswati mengatakan perawatan bayi akan terus diberikan sambil menunggu hasil koordinasi lebih lanjut antara kepolisian serta Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo.

Menurut Sulalita, bayi dalam kondisi sehat. Petugas kesehatan RSUD Wates pun telah memberikan imunisasi hepatitis kepada si bayi. Seorang rohaniwan juga sudah mengumandangkan adzan dan iqamah pada telinga kanan dan kiri bayi.

Berdasarkan pemeriksaan medis, lanjut Sulalita, bayi diperkirakan lahir pada dua hingga tiga hari sebelum penemuan di teras rumah warga Siluwok. Hal tersebut tampak dari kondisi tali pusar yang masih menempel, sedangkan pusarnya sendiri sudah mengering.

Advertisement

“Dari bekas potongan tali pusar, bayi ini sempat ditolong tim medis karena dibutuhkan karet khusus untuk mengikat tali pusar,” katanya menerangkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif