Jatim
Rabu, 28 Oktober 2015 - 19:35 WIB

KEMARAU 2015 : Krisis Air Ganggu Puskesmas Trenggalek

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang tenaga kesehatan mendorong troli berisi aneka peralatan medis di Puskesmas Pandean, Kecamatan Dongko, Trenggalek, Senin (26/10/2016). Krisis air telah mempengaruhi layanan kesehatan di puskesmas yang terletak di salah satu daerah pedalaman Trenggalek tersebut. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan H Sujarwoko)

Kemarau 2015 membuat Puskesmas di Trenggalek krisis air bersih.

Masinpos.com, TRENGGALEK — Bencana kekeringan dan krisis air bersih yang melanda sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada kemarau 2015 telah mempengaruhi layanan kesehatan di sejumlah puskesmas setempat. Kantor Berita Antara di Trenggalek, Senin (26/10/2015), melaporkan salah satu puskesmas yang paling terdampak krisis air adalah Puskesmas Pandean yang berlokasi di Desa Pandean, Kecamatan Dongko.

Advertisement

Salah satu puskesmas induk yang berada di pedalaman Trenggalek ini terpaksa membatasi atau bahkan menutup sementara layanan rawat inap karena tidak mendapat suplai air bersih yang cukup. “Sebenarnya kami tidak menutup layanan sama sekali, hanya pasien yang kami beri pengertian soal kondisi [ketersediaan] air di puskesmas jika ingin rawat inap. Jadi mereka sendiri yang menentukan apakah tetap melakukan rawat inap atau pindah ke puskesmas lain atau RS [rumah sakit] di kota,” terang dr Candra Harminda Satya.

Ia mengungkapkan, persoalan krisis air selalu dialami puskesmas tempatnya bekerja setiap tahunnya, terutama saat kemarau. Bahkan saat awal musim kering, suplai air ke puskesmas surut drastis.

Berebut Air
Upaya mendapat pasokan air dari dua sumber air sekitar desa menggunakan jaringan atau instalasi sederhana menggunakan selang plastik yang tersambung dari rumah ke rumah penduduk. “Masalahnya saat krisis air seperti ini warga juga berebut mendapat air, sementara ketersediaan pasokan minim sehingga kami, meski tahu, tidak bisa berbuat banyak. Sebab ini (air) masalah sensitif,” tutur Sumarli, salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Pandean.

Advertisement

Baik dr. Candra maupun Sumarli mengatakan, minimnya cadangan air berdampak pada layanan rawat inap karena kebutuhan air untuk MCK cukup besar. Selain itu, krisis air juga memengaruhi kegiatan kelaboratoriuman. “Ini yang jadi kendala, kalau pasien rawat inap anggota keluarganya ada dua orang saja, kebutuhan ke kamar mandi tidak bisa dihindari, sementara bak air kosong atau terbatas. Kalau lebih dari satu pasien tentu akan repot,” ujarnya.

Sedia Air Sendiri
Sebagai jalan tengah, lanjut Candra, pihaknya mempersilakan pasien untuk menjalani rawat inap di puskesmas setempat asal tahu risiko kekurangan persediaan air tersebut, atau menyediakan sendiri kebutuhan air untuk urusan MCK. Sementara itu untuk kebutuhan laboratorium, kata dia, pihak Puskesmas Pandean terpaksa menyediakan pasokan khusus yang terpisah demi menjaga ritme pelayanan agar tidak terganggu suplai air.

“Beberapa hari ini sedikit terbantu karena mendapat pasokan dari beberapa desa sekitar maupun bantuan air bersih dari kepolisian (Polsek) Dongko,” ujarnya.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif