News
Selasa, 27 Oktober 2015 - 13:40 WIB

PENERAPAN TEKNOLOGI : FK UNS Gunakan Telekonferensi Agar Kuliah Efektif

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Penerapan teknologi, mendukung keefektifan perkuliahan, FK UNS menerapkan telekonferensi.

Solopos.com, SOLO–Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) Solo memanfaatkan teleconference atau telekonferensi, untuk perkuliahan bersama dengan fakultas kedokteran beberapa perguruan tinggi lain. Model perkuliahan sistem kolaborasi seperti itu dinilai cukup efisien dan efektif untuk meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan kesehatan perguruan tinggi di Indonesia.

Advertisement

Dekan FK UNS, Hartono, yang juga Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), mengatakan tujuan diterapkannya sistem telekonferensi yaitu peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan kedokteran di Indonesia.

“Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia,” ujar Hartono saat dimintai informasi, Selasa (27/10/2015).

Hartono menjelaskan sistem kuliah tersebut memakai model e-learning dengan diskusi yang dipandu seorang narasumber, yakni satu narasumber membagikan informasi ke seluruh fakultas kedokteran yang ikut. Model belajar yang digunakan adalah kuliah berdasarkan masalah.

Advertisement

“Atau jika ada masalah dalam bidang kedokteran, kami diskusikan bersama,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan awalnya kuliah telekonferensi ini diikuti oleh tiga FK, yakni di Universitas Indonesia, UNS, dan Universitas Andalas. Dalam perkembangannya, kuliah sistem tersebut mulai diikuti fakultas kedokteran di perguruan tinggi lainnya.

“Seperti FK UMS, mulai kemarin sudah bergabung, begitu pula FK perguruan lain. Untuk pesertanya, sementara ini adalah para coas masing-masing FK,” papar dia.

Advertisement

Hartono mengakui model perkuliahan sistem kolaborasi seperti itu cukup efisien dan efektif untuk meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan kesehatan perguruan tinggi di Indonesia. “Pengadaan peralatannya pun tidak mahal, hanya sekitar Rp100 juta,” ungkapnya.

Selain UNS dan beberapa perguruan tinggi yang sudah memanfaatkan sistem telekonferensi tersebut, Hartono menyebutkan ada 72 perguruan tinggi lain yang memiliki fakultas kedokteran di Indonesia. Pihaknya berharap fakultas kedokteran di 72 perguruan tinggi tersebut ke depannya bisa bergabung dalam sistem ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif