News
Senin, 26 Oktober 2015 - 00:10 WIB

KRISIS SURIAH : AS & Arab Saudi Dongkrak Dukungan untuk Oposisi Moderat

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi krisis di Suriah (JIBI/Solopos/Dok)

Krisis Suriah masih terjadi. AS dan Arab Saudi sepakat mendukung kelompok oposisi moderat Suriah.

Solopos.com, RIYADH – Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi sepakat meningkatkan dukungan untuk  kelompok oposisi moderat Suriah.

Advertisement

Para pemberontak yang ingin menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, telah  menyerukan lebih banyak bantuan militer ke negara-negara asing, termasuk Arab Saudi untuk menghadapi pasukan pemerintah yang didukung Iran dan Rusia.

“Mereka berjanji melanjutkan dan mengintensifkan dukungan untuk oposisi moderat Suriah sementara solusi politik tengah diupayakan,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah penyataan seperti dilansir Reuters, Minggu (25/10/2015).

Penyataan itu keluar setelah Menteri Luar Negeri AS,  John Kerry bertemu Raja  Arab  Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, Sabtu (24/10/2015). Tidak disebut jenis dukungan yang akan diberikan. AS dan Arab Saudi bersama sejumlah negara lain yang menentang Assad, telah memberikan  bantuan militer untuk pemberontak Suriah. Pelatihan oleh badan iteligen AS, CIA, dan rudal anti-tank menjadi bagian dari pemberian dukungan itu.

Advertisement

Dalam bagian kunjungannya ke luar negeri, Kerry saat berada di Wina, Jumat (23/10/2015), mengatakan perundingan baru di Suriah diperkirakan akan terjadi paling cepat pekan ini. Sejauh ini semua upaya diplomatik untuk mengakhiri empat tahun konflik di Suriah gagal, Assad menolak tuntutan untuk melepas jabatan yang juga diserukan AS dan Arab Saudi.

Mereka menilai Assad  harus disingkirkan dari kekuasaan untuk menumpas ISIS. Meredam konflik, dan bersatunya rakyat Suriah diperlukan untuk melawan ISIS.  Assad beberapa waktu lalu  menyatakan dia bakal melepaskan jabatan hanya jika rakyat menghendakinya, bukan atas tekanan negara-negara barat.

Pada satu sisi, Riyadh juga mengkritik pengeboman Rusia di Suriah. Rusia melancarkan serangan udara di Suriah sejak 30 September 2015 lalu untuk ikut berperang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Washington menganggap serangan tersebut lebih menyasar pemberontak Suriah.

Advertisement

Seperti diberitakan sebelumnya, Assad melakukan kunjungan ke Rusia untuk menyampaikan terima kasih atas dukungan militer di negaranya, Selasa (20/10/2015). Ia mengutarakan tindakan yang dilakukan Rusia telah membantu menekan aksi terorisme di negaranya.  Pada kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov,  berharap Suriah untuk mempersiapkan pemilihan parlemen dan presiden.

Sekitar separuh dari populasi di Suriah meninggalkan rumah mereka akibat kericuhan di negara itu. Selain  serangan ISIS, Suriah juga dihadapkan pada aksi pemberontakan. Lebih dari 250.000 orang tewas dalam konflik Suriah sejak 2011.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif