Soloraya
Senin, 26 Oktober 2015 - 16:35 WIB

DEMAM BERDARAH SUKOHARJO : 10 Bulan, 7 Warga Sukoharjo Meninggal Akibat DBD

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Informasi Pencegahan Demam Berdarah (Dok/JIBI/Solopos)

Demam berdarah Sukoharjo menewaskan tujuh orang selama 10 bulan terakhir.

Solopos.com, SUKOHARJO – Selama Januari-Oktober 2015, sebanyak tujuh penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sukoharjo meninggal dunia. Mayoritas korban merupakan anak-anak.

Advertisement

Para penderita penyakit DBD meninggal dunia lantaran kekurangan trombosit. Kali terakhir, seorang siswa kelas IV SDN Karanganyar 3, Weru, Andika Pratama, meninggal dunia lantaran terjangkit penyakit DBD pada awal Oktober.

Warga Desa Karanganyar, Kecamatan Weru ini sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Islam (RSI) Klaten selama beberapa hari.

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, didampingi Kepala Seksi (Kasi) Penanggulangan Penyakit Menular DKK Sukoharjo, Bambang Sudiyono, mengatakan jumlah kasus penyakit DBD selama Januari-Oktober sebanyak 302 kasus.

Advertisement

Sementara jumlah penderita yang meninggal dunia sebanyak tujuh orang. “Ada dua penderita penyakit DBD asal Kecamatan Weru yang meninggal dunia. Memang ada juga orang dewas namun paling banyak tetap anak-anak,” kata dia saat ditemui di kantornya, Senin (26/10/2015).

Menurut Bejo, terdapat bak penampungan air yang digunakan untuk menyimpan air di sekitar rumah korban Andika Pratama.

“Kebiasaan masyarakat yang berdomisili di daerah rawan kekeringan tidak pernah menguras bak penampungan air. Bisa jadi, nyamuk aedes aegypti berkembang biak di situ [bak penampuang air],” ujar dia.

Advertisement

Disisi lain, seorang bidan Desa Karanganyar, Kecamatan Weru, Tri Ismi, mengatakan tim gabungan bersama warga setempat langsung melakukan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Tim gabungan itu terdiri dari petugas pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Weru, perangkat desa setempat, bidan desa dan masyarakat. Mereka memeriksa dan menguras bak penampungan air maupun bak kamar mandi yang terdapat jentik-jentik nyamuk.

“Pengasapan atau fogging sudah dilakukan dua kali. Kami berharap tidak ada lagi kasus penyakit DBD yang mengakibatkan penderita meninggal dunia,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif