Jogja
Minggu, 25 Oktober 2015 - 16:20 WIB

UANG PALSU : Sosialisasi Uang, Bank Indonesia Hadirkan Yu Beruk

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan ketoprak dibintangi Yu Beruk ajak masyarakat mengenali uang palsu yang diselenggarakan KPBI DIY di kawasan wisata Waduk Sermo Kulonprogo, Sabtu (24/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Uang palsu dicegah peredarannya.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Maraknya peredaran uang palsu terjadi akibat kurangnya pemahaman masyarakat. Menyasar masyarakat pedesaan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY menggelar sosialisasi uang asli di kawasan wisata objek wisata Waduk Sermo, Sabtu (24/10/2015).

Advertisement

“Kami ingin semua masyarakat, baik di pelosok desa maupun perkotaan dapat melek rupiah. Maka dari itu, kami menggelar sosialisasi uang palsu,” ujar Deputi Kepala Perwakilan KPBI DIY Hilman Tisnawan.

Hilman mengatakan, sosialisasi yang diadakan dikemas dengan cara yang berbeda. Pasalnya, metode sosialisasi dengan one way communication, dinilai kurang strategis. Maka dari itu, sambil turut mempromosikan serta melestarikan budaya yang ada, sosialisasi kali ini dikemas dengan penampilan ketoprak.

Pada penyelenggaraan sosialisasi uang palsu oleh KPBI DIY, turut menggandeng seniman ketoprak dari Jogja yakni Yu Beruk dan beberapa seniman lain, serta melibatkan kesenian daerah setempat.

Advertisement

“Melalui kemasan ini, masyarakat menjadi lebih memahami uang rupiah. Selain itu, kegiatan ini juga wujud kepedulian kami dalam pelestarian budaya. Bahkan, di daerah lain nanti akan dikemas dengan suatu kegiatan dari daerahnya,” papar Hilman.

Hilman kembali mengungkapkan, uang palsu yang selama ini masuk ke DIY banyak yang berasal dari luar daerah ini. Kebanyakan wilayah perbatasan  DIY menjadi sasaran empuk peredaran uang palsu.

“Rata-rata perbulan ada 100 lembar uang palsu yang diperoleh dari masyarakat yang diserahkan oleh bank,” jelas Hilman.

Advertisement

Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo menyambut baik sosialisasi yang digelar KPBI DIY. Sutedjo memaparkan, tidak sedikit warga yang mengalami kerugian karena tidak mengetahui keaslian uang.

“Maka dari itu, sosialisasi ini penting bagi masyarakat untuk mengetahui uang yang diterimanya asli atau palsu,” ujar Sutedjo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif