News
Minggu, 25 Oktober 2015 - 17:00 WIB

KRISIS LISTRIK : Telan Rp6 Miliar, Hujan Buatan PLN Riau Digagalkan Kabut Asap

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perahu bermotor menembus kabut asap menyusuri Sungai Barito di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/10/2015). Kabut asap akibat kebakaran lahan yang semakin memburuk membuat pemerintah Kabupaten Barito Utara memperpanjang kondisi tanggap darurat kabut asap sampai 31 Oktober 2015. (JIBI/Solopos/Antara/Kasriadi)

Krisis listrik di Riau menjadi masalah yang terkait langsung dengan kabut asap.

Solopos.com, PEKANBARU — PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) sudah mengeluarkan dana hingga Rp6 miliar untuk menjalankan program teknologi modifikasi cuaca (TMC) di kawasan waduk PLTA Koto Panjang agar mendatangkan hujan buatan.

Advertisement

Manajer SDM dan Umum PLN Riau Dwi Suryo Abdullah mengatakan saat ini kondisi air di waduk PLTA Koto Panjang semakin mengering sehingga menyebabkan kapasitas listrik yang dihasilkan semakin menurun.

“Untuk mengantisipasinya kami sudah jalankan program TMC sebanyak tiga kali dengan menebar garam pada benih awan agar menghasilkan hujan, tetapi gagal padahal kami sudah keluarkan dana Rp6 miliar,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (25/10/2015).

Menurut Dwi, dari tiga kali operasional TMC yang telah dijalankan, secara umum bisa dibilang gagal karena hujan yang dihasilkan lewat operasi ini hanya sedikit. Hujan buatan itu juga tidak berpengaruh besar pada ketinggian air di waduk tersebut.

Advertisement

Selain itu, kabut asap yang terjadi di Riau juga mengganggu cuaca dan tidak memberikan peluang bagi munculnya awan penghujan. Padahal, adanya awan sangat memengaruhi keberhasilan program hujan buatan yang dilakukan oleh tim TMC.

Dwi mengatakan pihaknya masih menunggu kondisi cuaca khususnya kabut asap yang terjadi di wilayah Riau saat ini semakin berkurang agar program modifikasi cuaca yang akan dilakukan nantinya dapat berjalan maksimal. “Itulah harapan kami. Kalau kabut asap ini berkurang, program modifikasi cuaca bisa dilanjutkan dan kami harap hasilnya dapat lebih maksimal,” katanya.

Saat ini, PLN Riau mengalami defisit daya sebesar 80 megawatt di Kepulauan Riau dan untuk memenuhi kebutuhan itu dibutuhkan pasokan daya dari pembangkit interkoneksi Sumatra Selatan dan Sumatra Utara. Akibat defisit listrik ini, PLN melakukan pemadaman bergilir selama 2 jam dalam sekali waktu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif