Soloraya
Jumat, 23 Oktober 2015 - 14:35 WIB

AIR BERSIH SRAGEN : Air PDAM di Desa Purworejo Macet, Warga Mandi di Kali

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga menunjukkan meteran air PDAM yang berfungsi kendati air macet di lingkungan RT 014, Purworejo, Sambirejo, Sragen, Jumat (23/10/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Air bersih Sragen yang disalurkan PDAM ke Purworejo Sambirejo tersendat.

Solopos.com, SRAGEN — Aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen di RT 013 dan RT 014 Desa Purworejo, Sambirejo, Sragen, macet antara empat hari hingga dua pekan terakhir.

Advertisement

Warga di lingkungan setempat terpaksa mengangsu air ke rumah saudara untuk kebutuhan memasak. Mereka juga memanfaatkan air di Kali Bonggo untuk kebutuhan mandi, cuci, dan minuman ternak.

Prapto Wiyono, 58, warga RT 014 Purworejo, mengatakan ada enam kepala keluarga (KK) di lingkungan RT 014 yang mengeluh air PDAM macet selama empat hari.

Dia mengatakan biasanya air hanya mengalir pada malam hari antara pukul 24.00 WIB hingga 04.00 WIB.

Advertisement

“Awalnya kendati hanya mengalir pada malam hari, pasokan air PDAM masih bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ya baru mulai Selasa [20/10/2015] air hanya mengalir satu jam [pukul 03.00 WIB-04.00 WIB]. Setelah itu tidak mengalir lagi hingga hari ini [kemarin],” ujar Prapto, Jumat (23/10/2015).

Warga di RT 013 Purworejo, Sunarno, 25, juga mengeluhkan air PDAM yang macet sejak dua pekan terakhir. Dia bersama lebih dari lima KK di RT 013 terpaksa meminta air ke tempat saudara atau mengangsu ke sungai terdekat untuk kebutuhan minum ternak.

Tokoh masyarakat setempat, Sastro Diyono, 58, mengatakan semua warga di RT 014 dan RT 013 memanfaatkan air Kali Bonggo untuk kebutuhan mandi dan cuci selama musim kemarau.

Advertisement

Dia menyebut ada 40 KK yang tidak bisa memanfaatkan aliran air PDAM pada siang hari karena tidak mengalir.

Sementara itu, Direktur Pelayanan Umum PDAM Sragen, Muh. Sholeh, mengatakan macetnya air di beberapa KK di Purworejo disebabkan lokasi rumah warga berada di perbukitan sehingga hukum gravitasi tak bisa maksimal.

Di sisi lain, Sholeh tidak bisa berbuat banyak karena debit air dari Sumber Gumeng yang semula 80 liter per detik turun menjadi di bawah 60 liter per detik.

“Debit airnya memang turun 30%. Solusi jangka pendek, kami menyiapkan satu unit truk tangki untuk memasok kebutuhan air pelanggan PDAM di wilayah Gondang dan Sambirejo. Kapan pun warga membutuhkan, kami siap memasok. Solusi jangka panjang, kami berencana membuat sumur dalam di wilayah Sambirejo,” ujar Sholeh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif