News
Kamis, 22 Oktober 2015 - 15:35 WIB

PRODUKSI TEBU : APTRI Minta Pemerintah Tak Batasi Penerima Pupuk Bersubsidi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani memanen tebu (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Produksi tebu di Tanah Air ditarget lebih dari 100 ton/ha.

Solopos.com, SITUBONDO – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta pemerintah membenahi regulasi tentang pembatasan penerima pupuk subsidi.

Advertisement

Hal itu agar petani mampu meningkatkan produktivitas tanaman tebu sesuai target pemerintah yakni menghasilkan tebu lebih dari 100 ton/ha.

Ketua APTRI Arum Sabil mengatakan selama ini ada diskriminasi terhadap petani tebu yang dibatasi untuk mendapatkan pupuk subsidi, sedangkan petani di komoditas lainnya tidak ada pembatasan.

Saat ini, petani tebu yang berhak membeli pupuk subsidi hanya petani yang memiliki lahan di bawah 4 ha.

Advertisement

“Ada regulasi yang harus dibenahi, janganlah petani tebu dibatasi. Hal seperti ini lah yang membuat semangat petani tebu lemah,” kata Arum Sabil dalam Dialog Petani Tebu Situbondo dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, di PG Assembagoes Situbondo, Kamis (22/10/2015).

Para petani, lanjutnya, juga meminta agar petani tidak lagi dikriminalisasi oleh petugas kepolisian maupun TNI. Selama ini yang terjadi, petani kerap ditangkap karena dianggap menyalahi aturan ketika menggunakan pupuk bersubsidi.

Padahal, menurutnya, semangat para petani tebu untuk menanam sudah sangat tinggi. Secara nasional, luas tanaman tebu saat ini tercatat hanya 470.000 ha, sedangkan di Jawa Timur sudah ada peningkatan luas tanaman yakni menjadi 250.000 ha.

Advertisement

Menanggapi keinginan para petani tebu Situbondo tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bakal menindaklanjuti masalah regulasi pupuk subsidi yang selama ini ternyata menghambat petani tebu untuk meningkatkan produktivitasnya.

“Regulasi pupuk subsidi ini menjadi PR bagi pemerintah karena masalah ini tidak terlepas dari regulator di Kementerian Pertanian. Kami akan membicarakan hal ini dan bagaimana strukturnya sehingga petani tebu tetap mendapatkan pupuk subsidi,” jelasnya.

Rini juga berjanji akan membicarakan struktur pembiayaan atau kredit usaha rakyat (KUR) dengan BUMN perbankan seperti BRI, BNI dan Mandiri supaya para petani mudah mendapatkan pinjaman modal usaha meski memiliki lahan tebu lebih dari 4 ha.

“Soal pembiayaan juga akan kami bicarakan, karena kalau melihat petani sekarang ini memang sudah bisa mengembangkan lahannya menjadi lebih dari 4 ha, entah itu milik sendiri atau sewa. Saya perkirakan dalam 3 bulan ke depan sudah ada solusi untuk itu,” imbuh Rini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif