Teknologi
Kamis, 22 Oktober 2015 - 06:00 WIB

KERJA SAMA TEKNOLOGI : Bandung dan Jogja Berpotensi Jadi Pusat Start-Up Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Silicon Valley (Studio/Google/Handout/Reuters)

Kerja sama teknologi mulai direncakan Indonesia dengan Amerika Serikat dengan menjadi Bandung dan Jogja menjadi pusat start-up.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta beberapa menterinya akan berkunjung ke Amerika Serikat, Sabtu (24/10/2015) mendatang. Silicon Valley merupakan salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh Presiden Jokowi.

Advertisement

Sebagaimana dilansir Liputan6.com, Rabu (21/10/2015), dalam kunjungan ke Amerika Serikat pemerintah akan membahas beberapa hal, mulai dari start-up lokal hingga e-commerce.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, yang turut dalam lawatan ini memiliki mimpi agar ada Silicon Valley di Indonesia.

Advertisement

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, yang turut dalam lawatan ini memiliki mimpi agar ada Silicon Valley di Indonesia.

Menurut Rudiantara, Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia tentu dapat menjadi porosnya. “Namun, bicara soal kreativitas, itu merujuk ke kota Bandung dan Jogja,” katanya.

Rudiantara menjelaskan, dua kota tersebut memang berpotensi menjadi Silicon Valley-nya Indonesia. Selain kreatif, tak sedikit start-up yang berkembang di wilayah Bandung dan Jogja.

Advertisement

Silicon Valley merupakan sebuah wilayah di California, Amerika Serikat, yang menjadi kawasan berkumpulnya perusahaan teknologi, mulai dari start-up hingga raksasa kelas dunia, seperti Google, Facebook dan Microsoft.

Sementara itu dikutip dari Okezone, Rabu, Menkominfo Rudiantara mengatakan pihaknya akan banyak mempelajari mengenai e-commerce dalam lawatannya ke Silicon Valley, California, Amerika Serikat. Hasil dari kunjungan itu diharapkan akan memperkaya roadmap e-commerce di Indonesia yang telah disiapkan.

“Di sana kita akan banyak bertemu dengan perusahaa teknologi besar seperti Google, Facebook, dan lainnya, serta venture kapital dan para start-up. Kita akan cari tahu dan belajar seperti apa mereka membangun start-up dan e-commerce di sana. Diharapkan pengetahuan itu dapat memperkaya roadmap e-commerce yang memang telah disiapkan,” ucap Rudiantara.

Advertisement

Menurut dia, sudah saatnya pemerintah berperan aktif dalam mendorong terbentuknya ekosistem e-commerce dan start-up yang baik. Pasalnya selama ini berjalan sendiri-sendiri oleh operator dan individu.

“Selama ini kan pemerintah tidak pernah berpikir mengenai inkubator untuk menjaring dan membentuk start-up. Itu dilakukan oleh operator. Selain itu, kegiatan seperti mentoring juga dilakukan oleh para pegiat start-up,” tambah Rudiantara.

Kalau di negara lain, pemerintah yang aktif melakukan itu. Dirinya mencontohkan seperti di Singapura dan Brunei, pemerintah di dua negara tetangga itu aktif dalam mengembangkan ekosistem e-commerce. “Singapura mendanai start-up yang eligible mencapai ratusan juga dolar. Sedangkan di Brunei diberikan insentif 50.000 ringgit,” katanya lagi.

Advertisement

Seperti diketahui, disampaikan oleh Rudiantara beberapa waktu lalu, peta pengembangan industri online di Indonesia hampir rampung. Saat ini, roadmap tersebut telah menunggu proses sosialisasi dengan kementerian terkait.

Di dalam roadmap tersebut dijelaskan bagaimana menganulir hal-hal yang menghalangi kebijakan untuk berinvestasi di dalam negeri. Kebijakan yang muncul dari roadmap tersebut juga dibagi per kategori, yakni untuk start-up, usaha kecil menengah (UKM) dan perusahaan yang sudah mapan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif