Soloraya
Kamis, 22 Oktober 2015 - 00:40 WIB

INFRASTRUKTUR JALAN SOLORAYA : Dishubkominfo Solo Nilai Jalan Lingkar Dalam Paling Realistis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan layang (JIBI/Bisnis/Dok)

Infrastruktur jalan Soloraya, Dishubkominfo Solo lebih memilih jalan lingkar dalam menjadi prioritas pembangunan.

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo merekomendasi pembangunan jalan lingkar dalam (jalan lingkar selatan) menjadi prioritas dalam roadmap penataan lalu lintas.  Dishubkominfo menilai pembangunan rute tersebut lebih realistis dari segi waktu dan anggaran dibanding alternatif lain yakni jalan lingkar tengah dan jalan lingkar luar.

Advertisement

Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad, saat ditemui Solopos.com di Gedung DPRD, Rabu (21/10/2015), mengatakan pembangunan jalan lingkar dalam tahun depan tak bisa ditawar-tawar. Menurut Herman, sapaan akrabnya, rencana proyek yang melalui tanggul Sungai Bengawan Solo itu sudah mendapat lampu hijau Kementerian Pekerjaan Umum.
“Mestinya fokus di situ saja karena sudah ada pembicaraan dari pemerintah pusat. Dari segi visibilitas, proyek jalan lingkar dalam lebih realistis dibanding dua alternatif rute lain,” ujarnya.

Dalam focus group discussion (FGD) yang digelar di Balai Kota, Selasa (20/10/2015), jalan lingkar dalam diplot sepanjang 19,5 kilometer dengan rute Gatak-Baki-Grogol-tanggul Bengawan Solo-Jembatan Jurug. Adapun jalan lingkar dalam yang dibahas Pemkot-Kemen PU memiliki rute lebih pendek yakni Grogol (Jembatan Bacem)-tanggul Bengawan Solo-Jembatan Jurug.

Herman mengatakan rute tersebut belum final dan masih perlu dikaji. “Yang jelas rute ini tidak perlu pembebasan lahan di wilayah Solo. Ini karena jalan hanya perlu satu tiang pancang yang akan dipasang di kawasan tanggul. Nah kalau rutenya mau diperpanjang hingga Grogol tentu perlu kajian ulang, utamanya soal pembebasan lahan,” kata dia.

Advertisement

Herman menilai rencana pembangunan jalan lingkar akan cenderung lambat jika mengambil opsi jalan lingkar tengah maupun jalan lingkar luar. Hal itu karena perlu koordinasi antarkabupaten (Solo-Karanganyar-Sukoharjo) dalam proses pembangunan. Sementara, menurut Herman, problem kemacetan di Solo tiap hari semakin parah.
Dia membeberkan jalur seperti Jl. Juanda dan Jl. Kapten Mulyadi dilalui kendaraan hingga 2.200 unit per jam. Mayoritas kendaraan merupakan limpahan angkutan barang maupun orang dari wilayah penyangga Solo.

Ketua Komisi II DPRD, Y.F. Sukasno, mengatakan ketiga opsi jalan lingkar yang ditawarkan masih perlu didalami bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Meski demikian dia menyebut sudah ada alokasi dana sosialisasi proyek jalan lingkar dalam di APBD Perubahan 2015.  “Sudah dilaksanakan atau belum kami belum tahu. Nanti masih akan dibicarakan lagi dengan Bappeda,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif