News
Kamis, 22 Oktober 2015 - 14:10 WIB

BENCANA ASAP : Pesan Broadcast Baskom Air Garam untuk Datangkan Hujan Hoax

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang, Sumsel. Rabu (30/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Bencana asap mejadi perhatian publik. Belakangan beredar broadcast hoax soal baksom air garam.

Solopos.com, SOLO – Kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia menuai simpati publik. Beredan pesan berantai (broadcast) yang berisi trik memancing hujan dengan menggunakan baskom berisi air garam.

Advertisement

Menurut si penyebar pesan, baskom harus diletakkan di halaman rumah untuk memancing datangnya hujan. Sebelumnya baskom diberi air dan garam. “Biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00,” demikian potongan pesan itu.

Pesan lain yang beredar adalah agar warga menaruh air laut pada wadah tertentu supaya menguap dan membentuk awan sehingga hujan turun. Dengan begitu, udara di daerah yang diselimuti kabut asap bisa kembali normal.

Dikutip Solopos.com dari Okezone, Kamis (22/10/2015), Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG, Hary Tirto Djatmiko, mengatakan bahwa informasi itu menyesatkan. Sebab, air laut saja saat ini tidak dapat membentuk awan yang menghasilkan hujan.

Advertisement

Senada dengan Hary, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho juga mengatakan bahwa informasi yang menyebar di medsos itu adalah bohong.

Ia menuturkan, tidak masuk akal air dalam baskom memancing turunnya hujan. Penguapan air laut di laut dan samudera di perairan Indonesia saja tidak mampu memproduksi uap air yang akan kondensasi di atmosfer membentuk awan-awan, apalagi dengan uap air dari baskom.

Kondisi perairan laut, cuaca, dan atmosfer di Indonesia memang kering. Ada siklon tropis di Filipina yang menarik massa uap air di wilayah Indonesia dan menyebabkan awan-awan tidak terbentuk.

Advertisement

Partikel asap yang melayang di atmosfer juga menyerap uap air sehingga awan tidak terbentuk. Jika pun ada awan, sifatnya mandul, tidak menghasilkan hujan. Sekali lagi, kata Sutopo, berita yang menyebar di medsos itu tidak benar.

Inilah isi pesan berantai itu:

Mohon bantuan seluruh warga Indonesia: Tolong bantu saudara kita di jambi, riau n daerah sumatra lainnya. Disana hanya tersisa 5% udara yang layak.  Hanya dengan langkah kecil.  Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan diluar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat Kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.  Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di Udara.  Lakukan ini satu rumah cukup 1 ember air garam, rabu tgl 21 Oktober 2015, jam 11 siang serempak..  Mari kita sama2 berusaha utk mnghadapi kabut asap yg kian parah ini..  Pesan ini adalah saran dari BMKG Indonesia  Mohon diteruskan..  Kita selamatkan nasib anak2,balita,ibu hamil yang sudah mulai terkontaminasi oleh kabut asap yang tebal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif