SOLOPOS.COM - Gedung KPK (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)
Operasi tangkap tangan (OTT) KPK semalam berbuntut penyegelan ruang kerja Dewie Yasin Limpo di Gedung DPR.
Solopos.com, JAKARTA — Ruang kerja anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Hanura Dewie Yasin Limpo–yang tertangkap tangan oleh KPK–disegel oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Salah satu penyidik KPK, Imam, mengatakan saat ini pihaknya belum melakukan penggeledahan dan tidak sedikitpun mengambil barang-barang di ruangan milik wanita asal Makasar tersebut. “Kita [KPK] hanya melakukan penyegelan,” ujar Imam di Ruang Fraksi Partai Hanura Lantai 16, Gedung Nusantara I DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/10/2015), dikutip Solopos.com dari Okezone.
Imam mengaku sudah meminta izin kepada Ketua Fraksi Partai Hanura di MPR Sarifuddin Sudding untuk melakukan penyegelan. Sudding pun mempersilakan KPK untuk melakukan penyegelan.
Selain itu, Imam juga meminta agar ruang kerja dari Sekertaris Fraksi Partai Hanura di MPR itu untuk steril serta dijaga oleh aparat pengamanan dalam (Pamdal) DPR. “Kita [KPK] minta ini dijaga oleh dua orang Pamdal, tadi ada pertugas magang di ruangan kita suruh keluar,” katanya.
Saat ini penyidik KPK telah meninggalkan ruangan Fraksi Partai Hanura itu. Ketiganya meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.45 WIB.
Dalam operasi tengkap tangan (OTT) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (20/10/2015) malam, KPK menangkap Dewie Yasin Limpo dan enam orang lainnya. Dewie ditangkap KPK sekitar pukul 19.00 WIB karena diduga menerima suap dari pihak swasta senilai Rp1,5 miliar.
Aksi suap itu diduga dilakukan untuk memuluskan suatu proyek terkait status Dewie Yasin Limpo sebagai anggota DPR. Hingga Rabu (21/10/2015) pagi, belum ada seorang pun yang dibebaskan penyidik KPK. Padahal, pemeriksaan terhadap tujuh orang tersebut telah berlangsung kira-kira 10 jam.