Jogja
Rabu, 21 Oktober 2015 - 11:20 WIB

MASALAH PENGUNGSI : Didatangi Ormas, Puluhan Pencari Suaka Diamankan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pihak kepolisian mengamankan kapal yang akan membawa imigran gelap beserta isinya agar tidak hanyut terbawa ombak, Sabtu (19/10/2013) dinihari. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Masalah pegungsi Afganistan dan Myanmar di Bantul dievakuasi.

Harianjogja.com, BANTUL-Khawatir akan menjadi korban amukan dari sekelompok organisasi massa (ormas), puluhan imigran gelap terpaksa dievakuasi dari lokasi penampungan mereka di Pondok Pemuda, Dusun Ambarbinangun, Desa Tirtonirmolo. Diduga, sekelompok ormas tersebut menuntut agar puluhan imigran gelap itu tak melanjutkan acara yang mereka gelar Selasa (20/10/2015) dini hari.

Advertisement

Menurut keterangan dari Kapolsek Kasihan Kompol Suwandi, pihaknya sama sekali tak menduga adanya pergerakan ormas yang merangsek masuk ke Pondok Pemuda tersebut. Pasalnya, selama ini, pihaknya memang sama sekali tak menerima pemberitahuan apapun terkait keberadaan imigran itu di wilayahnya.

“Sama sekali tak ada pemberitahuan. Baik dari pihak Koramil, maupun pemerintah desa,” katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (20/10).

Penggerebekan ormas itu bermula dari digelarnya acara Gebyar Assyura yang digelar oleh para pencari suaka dari Afghanistan dan Myanmar itu. Tak lama, sekelompok ormas dan warga mendadak merangsek masuk dan menuntut agar acara itu segera dibubarkan. Mereka menuding, para pencari suaka itu bermaksud menyebarkan paham tertentu.

Advertisement

Lantaran khawatir kericuhan berlanjut ke arah anarkis, aparat keamanan pun akhirnya mengevakuasi 31 imigran itu ke Mapolres Bantul. Setidaknya, hingga Selasa (20/10/2015) pagi, imigran yang 30 di antaranya berasal dari Afghanistan dan satu orang dari Myanmar tersebut masih berada di sana, rencananya mereka akan dikirim ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY untuk menunggu kebijakan lebih lanjut.

Dari informasi yang ia terima di lapangan, Suwandi menuturkan, para pencari suaka itu sudah berada di Pondok Pemuda sejak 8 Oktober lalu. Mereka ditempatkan di pondok tersebut sembari diterbitkannya kebijakan lebih lanjut terkait deportasi para imigran itu ke negara asalnya. Selama menetap di Pondok Pemuda, mereka memang diberikan keterampilan berwirausaha.

Terpisah, salah seorang anggota ormas yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya sengaja mendatangi gedung itu lantaran menduga para pencari suaka tersebut sengaja disusupkan untuk menyebarkan paham-paham tertentu. Modus penyusupan mereka statusnya sebagai pengungsi yang ditampung di Dinas Sosial.

Advertisement

“Mereka menyamar sebagai imigran,” ungkapnya.

Kenyataannya, setelah bersama rekan-rekan anggota ormas melakukan pemantauan, dikatakannya, para pengungsi mulai melakukan ritual mereka. Bahkan para pengungsi sudah menyiapkan acara Asyuro yang menurut mereka bertentangan dengan keyakinan ormas ini. Pihaknya berharap agar para pengungsi ini tidak tinggal lagi di Yogyakarta.

“Kami akan mengawal dan memastikan mereka tidak berada di Yogyakarta lagi,”tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif