SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Dok)
Pilkada Sragen akan digelar bersamaan dengan pilkada serentak akhir tahun ini.
Solopos.com, SRAGEN—Sumbangan dana kampanye pasangan Agus Fatchur Rahman-Djoko Suprapto yang dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Jumat (16/10/2015), mencapai Rp 2 miliar lebih. Padahal sumbangan dana kampanye dari tiga pasangan calon lainnya di bawah Rp500 juta.
Nila sumbangan dana kampanye itu disampaikan Komisioner Divisi Hukum, Pencalonan, Kampanye, dan Pengawasan KPU Sragen, Diyah Nur Widowati, kepada solopos.com, Jumat petang. Dia mengatakan sumbangan dana kampanye itu merupakan sumbangan pribadi atau pihak lain terhitung sejak 25 Agustus-16 Oktober 2015.
“Jadi penyampaian laporan sumbangan dana kampanye ke KPU itu tidak ada sanksi fatal bila tidak menyerahkan ke KPU. Sanksinya ya hanya sanksi moral saja. Laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pada 5 Desember nanti pun hanya sanksi moral bila tidak menyerahkan ke KPU. Namun bila akumulatif dana kampanye itu melebihi batas dana kampanye Rp9,32 miliar ya bisa dicoret dari peserta pemilihan kepada daerah [pilkada],” ujar Diyah.
Dia menyatakan sumbangan dana kampanye dari pasangan Amanto memang paling besar mencapai Rp2 miliar sekian, disusul pasangan Sugiyamto-Joko Saptono (Suko) Rp473,8 juta, kemudian pasangan Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Dedy Endriyatno (Yuni-Dedy) Rp35 juta dan yang paling kecil nilai sumbangan dana kamapanye pasangan Jaka Sumanta-Surojogo (Jago) Rp5 juta.
“Sumbangan dari Amanto paling besar karena sumbangan pribadi calon bupati dan calon wakil bupatinya sudah besar dulu,” katanya.
Diyah mengatakan KPU juga sudah mengundi secara terbuka akuntan publik yang mendampingi masing-masing pasangan calon dalam pembuatan pelaporan dana kampanye. Dia menyampaikan ada empat akuntan publik dari Solo dan Semarang.
Sementara, Ketua Tim Kampanye Amanto, Suharno W.D., mengakui bila sumbangan dana kampanye mencapai Rp2 miliar. Semua sumbangan dana kampanye itu, kata dia, berasal dari pasangan calon dan sukarelawan Amanto.
“Dana itu sudah kami belanjakan sesuai dengan kegiatan masing-masing. Namun nilai sumbangan itu tidak hafal. Masanya pun ada tim yang menangani sendiri,” ujar dia.