News
Sabtu, 17 Oktober 2015 - 18:00 WIB

PERNIKAHAN SEJENIS : Rajin Iuran RT, Pasangan DM-D Tetap Diminta Pergi dari Mojosongo Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Acara tasyakuran di Boyolali yang bikin geger warga, Minggu (10/10/2015). (Hijriah AW/JIBI/Solopos)

Pernikahan sejenis yang sempat diduga muncul di Musuk, Boyolali, berbuntut pembongkaran warung milik pasangan itu di Mojosongo.

Solopos.com, BOYOLALI — Warga di lingkungan RT 004/RW 008, Dusun Wates, Kelurahan Mojosongo, Boyolali, lokasi warung milik Dm dan Dr alias RAK–dua lelaki asal Musuk yang baru saja menggelar tasyakuran mirip pernikahan–mengaku telah meminta Dm dan Dr angkat kaki dari lingkungan tersebut.

Advertisement

Warga juga yang meminta Dm membongkar warung makan yang selama ini menjadi tempat pasangan Dm-Dr mencari nafkah. Seorang warga yang tanahnya selama ini disewa Dm untuk mendirikan warung, M. Jupri, 37, membenarkan hal tersebut.

“Sebelumnya sudah kami musyawarahkan dulu bersama Dm. Kami hanya khawatir, takutnya masih ada reaksi dari pihak-pihak tertentu atau ormas yang selama ini menentang tindakan mereka. Kalau ada apa-apa, yang kasihan kan mereka berdua,” kata Jupri, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Sabtu.

Kebetulan, kediaman Jupri tepat di belakang warung milik Dm dan Dr. Jupri menjelaskan pembongkaran warung pada Jumat (16/10/2015) tanpa ada tindakan anarkis. Tidak ada perusakan atau semacamnya. Bahkan warga membantu Dm membereskan barang-barangnya.

Advertisement

“Selama ini Dm dan Dr berhubungan baik dengan warga sekitar. Kalau ada kumpulan warga, iuran-iuran RT, bahkan kegiatan gotong-royong, mereka pasti ikut. Tetapi begitu geger ada pernikahan sejenis, warga merasa perlu bersikap karena ternyata tidak semua warga bisa menerima tindakan Dr dan Dm,” imbuh warga lainnya, Sulasih, 35.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, warung makan milik Dm yang berada di Jl. Tape telah dibongkar oleh Dm bersama-sama dengan warga setempat. Menurut Jupri, pembahasan pembongkaran warung makan milik Dm sudah dilakukan sejak Kamis (15/10/2015).

Saat itu, warga mengadakan pertemuan di kediaman Ketua RT, Muslih, dan dihadiri lima warga termasuk Dm. Setelah selesai pertemuan dan ada kesepakatan, Dm langsung mengemasi sebagian barang berharganya yang ada di warung untuk di bawa ke rumahnya di Musuk.

Advertisement

Selanjutnya, Jumat kemarin, Dm dibantu sekitar 15 warga setempat membantu membongkar warung makan miliknya itu. Kemudian pada Jumat malam, perwakilan keluarga Dr datang ke warung dengan membawa dua pikap untuk mengangkut sisa barang untuk dibawa kembali ke rumah Dr di Musuk.

Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, memastikan pembongkaran warung makan itu atas kesepakatan Dm dengan sepengetahuan Dr. Tidak ada unsur paksaan atau pengrusakan dalam pembongkaran warung makan tersebut.

“Yang jelas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dm secara sukarela pindah dari tempat tersebut dan kembali ke Musuk.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif