News
Rabu, 14 Oktober 2015 - 10:10 WIB

GEGER SANDAL BERLAFAL ALLAH : Digerebek Polisi, Produsen Sandal Glacio Minta Maaf

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi menunjukkan sandal bermotif lafal Allah yang disita dari produsen. (JIBI/Detik)

Geger sandal berlafal Allah membuat polisi bergerak cepat.

Solopos.com, SOLO – Sandal berlafal Allah ramai di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Polisi turun tangan dan menyita ratusan sandal.

Advertisement

Operasi penggerebekan dilakukan di sebuah perusahaan di Jl Raya Wringinanom, Kabupaten Gresik, Senin (12/10/2015). Polisi mengkroscek informasi manajemen. Menurut manajemen, mesin cetak sandal didatangkan dari Tiongkok.

“Kami berkoordinasi dengan Polres Gresik. Kami sudah mendatangi pabrik sandal tersebut untuk membuktikan. Dan ternyata benar,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono kepada wartawan di Polair Polda Jatim, Jalan Intan, Selasa (13/10/2015), seperti dilansir Detik.

Long Hwa selaku bos PT Pradipta Perasa Makmur yang memproduksi sandal Glacio G-2079 bermotif lafaz Allah, mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada seluruh umat muslim di Indonesia.

Advertisement

Hwa secara khusus datang langsung ke Surabaya dan bermediasi dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Tak hanya maaf secara lisan, dia mewakili almarhum orangtuanya selaku pemilik perusahaannya, juga menyampaikan maaf secara tertulis.

Hwa meminta maafnya secara lisan di hadapan warga, polisi, dan pengurus PWNU Jawa Timur, mewakili umat Islam.

Surat permohonan maaf itu bernomor: 01/PPM/X/15 tertanggal 12 Oktober 2015, terkait produksi sandal yang didesainnya cenderung menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam di Indonesia.

Advertisement

“Surat permohonan maaf itu bernomor: 01/PPM/X/15 tertanggal 12 Oktober 2015, terkait produksi sandal yang didesainnya cenderung menimbulkan keresahan di kalangan umat Islam di Indonesia,” ucap Hwa.

Sementara Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakil Alallah sengaja memanggil Hwa datang ke Surabaya untuk menguatkan itikat baik tersebut.

“Seperti pengakuannya, ini atas ketidaktahuan atas norma dan standar etika yang diyakini ?dan dipraktikkan oleh umat Islam, serta bukan karena unsur kesengajaan,” tutur Kiai Mutawakil, seperti dilansir Liputan6.

PWNU Jawa Timur dan Hwa melakukan pemusnahan 10 ribu pasang sandal jepit yang kontroversial tersebut. Selain itu, Mutawakil meminta perusahaan Hwa segera menarik seluruh produk sandal yang telah beredar di pasaran untuk kemudian dimusnahkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif