Jogja
Rabu, 14 Oktober 2015 - 06:20 WIB

FLY OVER SENTOLO : Pembebasan Lahan Butuh Waktu Hingga 2017

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses pemasangan girder fly over palur. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Fly over Sentolo butuh waktu hingga 2017 untuk pembebasan lahan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pembebasan lahan untuk pembangunan jembatan layang atau fly over di wilayah Ngelo, Sentolo, diperkirakan membutuhkan waktu hingga 2017 nanti. Meski demikian, proses pembangunan sudah bisa dilaksanakan bertahap mulai tahun ini.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulonprogo, Gusdi Hartono, saat ditemui di Rumah Dinas Bupati Kulonprogo, Senin (12/10/2015). “Selesainya bisa sampai sekitar 2016 atau 2017, tergantung ketersediaan anggaran,” ujar Gusdi.

Kendati begitu, Gusdi tidak mau menyebut perkara pembebasan lahan sebagai kendala utama. Sebab, masyarakat terdampak di sekitar lokasi pembangunan sudah menyatakan persetujuan dan dukungannya. Namun, dia menolak berkomentar ketika ditanya soal besar nilai ganti rugi. “Harga itu ditentukan penilaian apraisal nanti,” tuturnya.

Gusdi lalu menjelaskan, pembangunan tahap pertama meliputi konstruksi jembatan dan oprit di sisi barat. Anggarannya mencapai Rp10 miliar. Sebenarnya, dibutuhkan badan jalan selebar 14 meter, sedangkan yang dimiliki pemerintah baru 10 meter.

Advertisement

Namun, kekurangan sebesar empat meter itu dianggap tidak mengganggu proses pembangunan. Pembangunan tahap pertama ditargetkan selesai Desember mendatang.

Hal berbeda terjadi pada sisi timur. Jalan yang dimiliki hanya selebar tiga meter, masih kurang 11 meter dari kebutuhan aslinya. Pembangunan mau tidak mau harus menunggu pembebasan lahan rampung. Itulah mengapa jalan maupun oprit di sisi barat belum bisa dikerjakan tahun ini.

Pembangunan fly over bertujuan memecah kepadatan lalu lintas akibat adanya pintu perlintasan kereta api. Jalan yang terlalu sempit dinilai tidak lagi nyaman bagi pengguna jalan. Penumpukan kendaraan sering kali terjadi ketika kereta melintas sehingga memicu kemacetan dan rawan kecelakaan. “Pembangunan akan diteruskan tahun 2016. Kami mengajukan anggaran sekitar Rp10 miliar lagi,” imbuh Gusdi.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kulonprogo, Hamam Cahyadi berharap realisasi pembangunan fly over di Ngelo bisa segera diselesaikan. Menurutnya, fly over bisa menjadi jawaban dari permasalahan lalu lintas selama ini, khususnya di Kulonprogo. “Itu sebuah alternati yang bagus,” kata Hamam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif