Soloraya
Selasa, 13 Oktober 2015 - 02:40 WIB

TERMINAL TIRTONADI SOLO : Pemerintah nekat Bangun Sky Bridge Terminal-Stasiun Balapan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jembatan (Dok)

Terminal Tirtonadi Solo, pemerintah tetap melanjutkan proyek jembatan penghubung Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan.

Solopos.com, SOLO–Proyek pembangunan jalur integrasi antarmoda penghubung (sky brigde) Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan nekat dikerjakan, meski dipastikan tidak rampung akhir tahun anggaran ini.

Advertisement

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Yosca Herman Soedrajad mengatakan lelang pembangunan sky brigde Tirtonadi dan Balapan yang dilaksanakan pemerintah pusat hingga kini belum rampung. Herman, sapaan akrabnya berdalih molornya pelaksanaan lelang karena nilai tukar dolar tidak stabil.

Bahkan belum lama ini nilai tukar dolar sempat menembus angka Rp14.800.

“Jadi perlu dilakukan review detail engineering design (DED) dengan menyesuaikan nilai tukar dolar. Makanya sampai sekarang belum ada penetapan pemenang lelang,” ujar Herman kepada wartawan di Balai Kota, Senin (12/10/2015).

Advertisement

Herman mengatakan kemungkinan besar proses lelang rampung akhir bulan ini. Dengan demikian proyek bisa dikerjakan pada November mendatang. Namun tetap saja pihaknya belum bisa memastikan kapan proyek akan dikerjakan.

Herman mengatakan proyek pembangunan sky brigde tetap akan dikerjakan meski waktu pembangunan mepet di akhir tahun anggaran.

“Ada dua opsi yang disiapkan pemerintah pusat, guna menyelesaikan proyek pembangunan,” kata Herman.

Advertisement

Lebih jauh Herman menguraikan kedua opsi tersebut adalah penambahan masa kontrak selama 50 hari dan pembangunan secara multiyears. Dengan model ini tentunya pembangunan bisa dilaksanakan meski tahun anggaran telah berakhir. Sesuai rencana, pembangunan sky brigde menelan anggaran Rp22 miliar.

Proyek itu akan membangun jembatan sebagai jalur penghubung terminal dan stasiun dengan panjang 460 meter. Sedangkan lebar jalan bervariasi tiga meter hingga enam meter.

Herman mengatakan akan menyosialisasikan pembangunan jalur integrasi antarmoda ke masyarakat sekitar. Dalam sosialisasi itu disampaikan bahwa pembangunan jalan layang bukan sekadar proyek infrastruktur. Melainkan, penyediaan fasilitas perhubungan kepada masyarakat, sehingga Pemkot berharap warga tidak perlu memikirkan berapa kompensasi yang akan diterima atas dibangunnya jalur itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif