News
Selasa, 13 Oktober 2015 - 12:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Ada Ribuan Becak Hantu di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Selasa, 13 Oktober 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Ribuan becak di Kota Solo saat ini menjadi “becak hantu” lantaran beroperasi tanpa izin. Dalam catatan sebanyak 5.500 becak yang beroperasi tanpa memperbarui Surat Izin Operasional Kendaraan Tidak Bermotor (SIOKTB).

Advertisement

Kabar ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Selasa (13/10/2015). Kabar lain, sejumlah warga Desa Karangkendal, Kecamatan Musuk, Boyolali menuntut penutupan penambangan pasir dan batu serta tanah uruk di Dusun Jurang Dakon, desa setempat.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Selasa, 13 Oktober 2015;

PENATAAN ANGKUTAN: Ada Ribuan Becak Hantu di Solo

Advertisement

Ribuan becak di Kota Solo saat ini menjadi “becak hantu” lantaran beroperasi tanpa izin. Dalam catatan sebanyak 5.500 becak yang beroperasi tanpa memperbarui Surat Izin Operasional Kendaraan Tidak Bermotor (SIOKTB).

Data yang dihimpun Espos dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), saat ini terdapat 7.500 becak yang beroperasi di Solo setiap harinya. Dari jumlah tersebut, pemilik yang sudah melakukan registrasi SIOKTB baru sekitar 26% atau 2.000 becak.

“Registrasi ulang surat izin operasional kendaraan tidak bermotor ini gratis. Tapi banyak yang tidak memperbarui izin. Kami terus mendorong pemilik becak lewat paguyuban,” jelas Yosca Herman Soedrajat, Kepala Dishubkominfo Solo.

Advertisement

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

PERUSAHAAN REKAMAN: Lokananta Kini Jadi Jujugan Band Indie

Yang tua belum tentu harus sirna. Lihat saja perusahaan produksi rekaman Lokananta. Perusahaan rekaman tertua di Indonesia yang kini dinaungi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia atau PNRI itu sekarang justru jadi jujugan atau tempat tujuan band-band indie untuk menggandakan kaset album mereka.

Staf remastering Lokananta, Bembi Ananto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Senin (12/10), mengatakan Lokananta mengalami perkembangan menggembirakan dalam hal produksi atau penggandaan kaset setahun terakhir.

Menurut Bembi, kini banyak band indie dalam maupun luar kota yang mengincar Lokananta untuk memperbanyak karyanya dalam bentuk kaset. “Sejak kegiatan Record Store Day atau hari rilisan kaset di Lokananta tahun lalu, pesanan penggandaan kaset mulai menggeliat. Bisa dibilang kaset naik daun lagi,” ujarnya.

Bembi mengatakan tak sedikit band indie dari Bandung dan Jakarta yang memercayakan produksi kaset mereka di Lokananta. Mayoritas band tersebut beraliran hardcore, rock hingga pop. Bembi mengatakan Lokananta kini mampu melayani penggandaan kaset hingga 2.000 buah sebulan. “Dalam sehari kami bisa memroduksi sekitar 100 buah kaset,” kata dia.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

GANGGUAN LINGKUNGAN: Warga Tuntut Penambangan Liar Ditutup

Sejumlah warga Desa Karangkendal, Kecamatan Musuk, Boyolali menuntut penutupan penambangan pasir dan batu serta tanah uruk di Dusun Jurang Dakon, desa setempat.

Warga mengaku mendapat banyak kerugian akibat penambangan liar tersebut karena memakan sebagian tanah milik warga dan tanah araara. Tuntutan itu disampaikan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Karangkendal, Senin (12/10) dan meminta pemdes menutup galian liar tersebut.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

TRAGEDI KEBAKARAN: Nenek 12 Cucu Tewas Terbakar

Seorang warga RT 003/RW 0013 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, Sukinem, 73, tewas dengan luka bakar di sekujur tubuhnya, Senin (12/10) dini hari. Nenek yang memiliki 12 cucu itu ditemukan tak lagi bernyawa setelah tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya yang terbakar.

Informasi yang dihimpun Espos, musibah kebakaran terjadi sekitar pukul 01.20 WIB. Tak ada yang tahu persis penyebabnya. Namun, dugaan sementara kebakaran dipicu oleh korsleting. Saat kejadian, Saladi Samidi Harso, suami korban sebenarnya sudah berusaha menyelamatkan nyawa istrinya, namun gagal.

Saat itu, Samidi yang tengah tertidur lelap, terbangun setelah merasakan rumahnya terasa panas. Dia lantas buru-buru membangunkan istrinya yang sudah mulai sakit-sakitan. Ia bahkan sampai menggendong istrinya dan memindahkannya ke tempat yang dianggap aman di dalam rumahnya.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif