Soloraya
Senin, 12 Oktober 2015 - 09:30 WIB

WISATA KLATEN : Legislator Sarankan OMAC Dikembangkan Jadi Wisata Edukasi

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tradisi padusan di Objek Wisata Mata Air Cokro (OMAC), Klaten, Rabu (17/6/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Wisata Klaten yakni OMAC atau Mata Air Cokro dikritik legislator karena dinilai sebagai proyek gagal.

Solopos.com, KLATEN – Pemkab diminta serius menggarap Objek Wisata Mata Air Cokro (OMAC), Tulung yang belakangan kalah moncer dibanding Umbul Ponggok, Polanharjo.

Advertisement

Jika tak mampu lagi menggarap objek wisata tersebut, kalangan DPRD mengusulkan agar pengelolaan diserahkan ke pihak ketiga.

Anggota Komisi II DPRD Klaten, Bahtiar Joko Widagdo, menjelaskan proyek pembangunan OMAC yang dilakukan beberapa tahun lalu terhitung gagal.

Advertisement

Anggota Komisi II DPRD Klaten, Bahtiar Joko Widagdo, menjelaskan proyek pembangunan OMAC yang dilakukan beberapa tahun lalu terhitung gagal.

Hal ini lantaran sejak rampung dibangun sekitar 2009, salah satu wahana berupa waterslide yang digadang-gadang menjadi daya tarik bagi para pengunjung mangkrak. Faktor keamanan menjadi alasan waterslide itu tak bisa termanfaatkan.

Sementara, selama ini tak ada inisiatif atau inovasi dari pemkab selaku pengelola agar wahana itu termanfaatkan. “Selama ini tidak ada pembangunan. Tidak ada sesuatu yang luar biasa dilakukan untuk mengembangkan objek wisata tersebut,” kata Bahtiar, Minggu (11/10/2015).

Advertisement

Ia mencontohkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang ada di kawasan itu semestinya bisa digunakan sebagai daya tarik para pelajar mengunjungi OMAC.

“PLMTH berada di kawasan OMAC. Itu merupakan bantuan dari pusat beberapa tahun lalu. Saat ini, masih dimanfaatkan untuk penerangan di OMAC. Semestinya itu bisa digarap menjadi sarana wisata edukasi terutama bagi para pelajar. Makanya, kami minta pemkab serius menggarap OMAC,” ungkapnya.

Ketua Komisi II DPRD Klaten, Tugiman, menilai pembangunan waterslide di OMAC yang dilakukan enam tahun lalu menelan dana hingga Rp14 miliar sebagai program gagal.

Advertisement

“Sekarang wahana itu tidak efektif. Padahal dana yang sudah dikeluarkan sudah banyak,” kata dia. Ia meminta pemkab melakukan kajian ulang keberadaan wahana tersebut.

“Setidaknya Disbudparpora melakukan redesign wahana itu agar bisa termanfaatkan. Kalau memang pemkab kesulitan, ya lebih baik pengelolaan diserahkan ke pihak ketiga dari pada wahana yang sudah ada didiamkan dan tidak produktif,” ujar Tugiman.

Sementara itu, Kepala Disbudparpora Klaten, Joko Wiyono, mengatakan ada rencana untuk penataan kembali OMAC.

Advertisement

“Rencana kami memang mau merevitalisasi waterslide termasuk penambahan wahana. Hanya, karena keterbatasan dana di APBD mendatang, kemungkinan baru bisa dilakukan melalui APBD-P. Kami juga upayakan untuk mencari bantuan dana ke pemerintah pusat,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif