News
Senin, 12 Oktober 2015 - 23:40 WIB

TENAGA KEPENDIDIKAN SOLO : Disdikpora Diminta Urungkan Tarik Guru PNS di Sekolah Swasta

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi. (Dok/JIBI/Solopos)

Tenaga kependidikan Solo, Disdikpora Solo didesak mengurungkan niat menarik guru PNS di sekolah swasta.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo diminta mengurungkan rencana penarikan guru-guru DPK atau guru pegawai negeri sipil (PNS) yang diperbantukan di sekolah swasta jenjang sekolah dasar (SD).
Pemenuhan kebutuhan guru di SD negeri diharapkan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan keberadaan guru honorer yang ada di SD negeri tersebut.

Advertisement

Hal itu dikemukakan Ketua Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Solo, Asmuni, ketika dimintai tanggapan seputar rencana Disdikpora menarik guru-guru PNS dari sekolah swasta, Senin (12/10/2015).

“Dengan rencana itu sepertinya kok tidak ada penghargaan sama sekali dari Pemkot untuk sekolah-sekolah swasta yang selama ini juga sudah memberi kontribusi terhadap pendidikan di Kota Solo? Padahal sejauh ini rata-rata hanya ada 1 hingga 2 guru PNS yang diperbantukan oleh Pemkot untuk beberapa sekolah swasta, itu juga mau ditarik?” ungkap Asmuni.

Penarikan guru PNS tersebut direalisasikan, menurut Asmuni, secara otomatis akan mengubah regulasi di sekolah swasta atau yayasan terkait, terutama pengaturan tentang sumber daya manusia (SDM) guru di sekolah tersebut.

Advertisement

“Kalau sekolah swasta kuat dari sisi pendanaan pastinya tidak masalah, tapi bagi sekolah swasta yang pendanaannya terbatas, pasti butuh kesiapan dan prosesnya butuh waktu juga,” imbuhnya.

Dia menambahkan adanya rencana penarikan guru PNS dari sekolah swasta tersebut, tidak menutup kemungkinan memunculkan kebimbangan dalam diri guru PNS yang sudah lama mengajar di sekolah swasta. Hal itu mengingat guru yang bersangkutan harus menghadapi lingkungan baru di sekolah yang baru tempat ia ditugaskan nantinya.

Ditemui terpisah, Pembina 3 Ikatan Sekolah Dasar Islam (ISDI) Solo, Sunaryo Putro, mengakui rencana tersebut menjadi perhatian serius bagi beberapa sekolah swasta. Dia mengakui kebijakan tersebut memunculkan dilema.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif