Soloraya
Senin, 12 Oktober 2015 - 21:40 WIB

PENGANIAYAAN BOYOLALI : Toyani Gemetar Saat Rekonstruksi, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tersangka Taufik Ismail, 23, warga Jetis, Blagung, Simo, Boyolali, memeragakan saat dirinya menodongkan pistol air soft gun kepada Syaiful Anwar, 15, dalam rekonstruksi kasus kekerasan terhadap anak dan penganiayaan, di Mapolres Boyolali, Senin (12/10/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Penganiayaan Boyolali, rekonstruksi penganiayaan terhadap Edi Susanto, membuat ayah korban, Toyani gemetar.

Solopos.com, BOYOLALI–Edi Susanto, 18, warga Dukuh Jetis, Desa Blagung, Kecamatan Simo,  dianiaya saudara-saudaranya sendiri dengan cara dibakar, tepat sebulan yang lalu. Kejadian nahas itu masih terngiang jelas dalam ingatan ayah Edi, Toyani, 55.

Advertisement

Kini, Toyani harus menyaksikan sendiri bagaimana anaknya dianiaya hingga akhirnya tewas di RSI Surakarta, Minggu (27/9/2015), dalam rekonstruksi yang digelar di halaman belakang Mapolres Boyolali, Senin (12/10/2015), Toyani datang bersama beberapa anak dan kerabatnya.

Toyani dilibatkan dalam rekonstruksi yakni pada adegan kedua dan ketiga. Saat itu dia memboncengkan Edi sesaat sebelum Edi dijemput para pelaku ke lokasi penganiayaan.

Advertisement

Toyani dilibatkan dalam rekonstruksi yakni pada adegan kedua dan ketiga. Saat itu dia memboncengkan Edi sesaat sebelum Edi dijemput para pelaku ke lokasi penganiayaan.

Setelah penganiayaan, baru kali ini dia bisa melihat dan bertemu dengan orang-orang yang telah menghabisi anaknya, yakni Agus Renaldy, 26, warga Grenjeng, Kedunglengkong, Simo; Samsul Bakri, 25, Poncowidodo, Blagung, Simo; Nur Cahyadi, 18, Poncowidodo, Blagung, Simo; dan Muhammad Mudhakir, 25, Jetis, Blagung, Simo, Taufik Ismail, 23, warga Jetis, Blagung, Simo, yang juga anggota Polres Wonogiri berpangkat Bripda dan satu tersangka lainnya, Eko Ady Saputro, 24, Jetis, Blagung.

Meski di awal terlihat tegar, lama kelamaan Toyani pun tak bisa menahan diri. Dia terlihat gemetar dan beberapa kali meneteskan air mata terutama saat Taufik Ismail mulai menodongkan air soft gun ke arah kepala korban. Bahkan saat mendekati adegan utama yakni adegan ke-21, Toyani harus dipapah saudaranya untuk menjauh dari lokasi rekonstruksi.

Advertisement

Selain merekonstruksi penganiayaan terhadap Edi, Polres Boyolali juga merekonstruksi kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur Syaiful Anwar, 15, yang juga dianiaya bersama dengan Edi di sekitar Waduk Bade.

“Kami berharap pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Kalau perlu, nyawa dibalas dengan nyawa,” kata Toyani, di sela-sela rekonstruksi kemarin.

Toyani mengaku telah menolak beberapa kali ajakan damai dari keluarga pelaku.

Advertisement

“Ya, beberapa kali mereka minta saya mencabut laporan kepolisian dengan kompensasi mau membiayai sekolah adiknya Edi sampai selesai. Tapi saya tidak mau,” imbuh Toyani.

Wakapolres Boyolali, Kompol Aidil Fitri Syach, menjelaskan rekonstruksi dua kasus yakni penganiayaan dan kekerasan terhadap anak dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penyidik kepolisian dengan jaksa penuntut umum (JPU) terkait kronologi kejadian.

Dalam rekonstruksi kemarin, enam pelaku memeragakan 29 adegan untuk penganiayaan terhadap Edi, serta 17 adegan untuk kasus kekerasan terhadap Syaiful Anwar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif